Sabtu, 27 Juni 2015

Untung Berlipat dari Jagung Bertongkol Empat

budidaya 53
Jagung tipe baru dengan dua kelebihan, yaitu kaya vitamin A (beta karoten) dan bertongkol empat sebentar lagi akan mengisi pasar perjagungan di Indonesia. Jagung jenis baru ini merupakan hasil persilangan materi genetik Universitas Gajahmada (UGM) dan Badan Litbang Pertanian (UPT Balai Penelitian Tanaman Serealia). Menurut pemulia UGM, Dr Budi Setiadi Daryono, empat tongkol itu terdiri atas dua jenis, yakni jagung muda manis (sweet baby corn) dan jagung tua masing-masing dua tongkol. Pekebun yang menanam jagung ini bisa panen dua kali, dua tongkol terbawah dipanen sebagai jagung manis muda dan yang atas sebagai jagung pipilan. Artinya, petani akan memperoleh keuntungan berlipat dari budidaya jagung bertongkol empat ini.
Kelebihan lain,  jagung ini juga lebih kaya beta karoten. Kadar beta karoten dalam biji jagung mencapai 0,081-0,114 ppm, tiga kali lebih tinggi dibanding jagung biasa yang kandungan beta karotennya hanya berkisar 0,038-0,048 ppm. Beta karoten atau karotenoid merupakan keluarga fitonutrien yang mewakili salah satu kelompok besar pigmen pada tanaman. Senyawa ini salah satu dari 50 karotenoid yang dikenal sebagai senyawa provitamin A. Tubuh dapat mengkonversi betakaroten menjadi retinol yang merupakan bentuk aktif dari vitamin A. Mengonsumsi makanan kaya betakaroten membantu mencegah kekurangan vitamin A, yang penting untuk menjaga kesehatan mata, tulang, kulit, metabolism yang sehat serta menjaga kekebalan tubuh.
Menurut Budi, budidaya jagung bertongkol empat ini tidak berbeda dengan jagung pada umumnya. Panen pertama ketika tanaman berumur 48-50 hari setelah tanam. Ketika itu pekebun memetik dua tongkol baby sweet corn atau jagung muda yang biasa dijadikan
bahan sayuran. Jika populasi 44.000 tanaman per ha, maka pekebun bisa memanen 1,2 ton baby
corn. Produksi itu memang lebih rendah daripada hasil budidaya monokultur yang
panen kedua saat tanaman berumur 63-65 hari atau paling cepat 15 hari usai panen
perdana.
Pada panen kedua, pekebun juga memetik 2 tongkol jagung manis per
tanaman. Bobot sebuah tongkol jagung manis 75 gram. Ukuran tongkol
berkisar 18-20 cm dan diameter 5-6 cm. Pengukuran kadar gula menunjukkan angka
120 briks. Adapun budidaya jagung manis secara monokultur menghasilkan 8 ton per ha. Artinya produktivitas jagung baru itu di bawah produksi jagung secara monokultur dengan satu tongkol. Menurut Budi dari sisi bobot jagung ini memang kalah dibanding jagung manis
biasa. Namun, dari sisi jumlah jauh lebih unggul. Lagi pula di pasaran jagung
manis dijual berdasarkan satuan tongkol, bukan bobot. (balitsereal/Trubus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar