Kamis, 04 Juni 2015

MEDIA TANAMAN HIDROPONIK DARI ARANG SEKAM

bbppl-media04Media tanaman adalah media tumbuh bagi tanaman yang dapat memasok sebagian unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Media tanaman(media tumbuh) merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman secara baik.  Sebagian besar unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tanaman. Selanjutnya diserap oleh perakaran dan digunakan untuk proses fisiologis tanaman.
 
Media tanam yang ideal untuk tanaman hias harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1. Bersifat poros atau mudah membuang air yang berlebihan;
  2. Berstruktur gembur, subur dan dapat menyimpan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman;
  3. Tidak mengandung garam laut atau kadar salinitas rendah;
  4. Keasaman tanah netral hingga alkalis, yakni pada pH 6 – 7;
  5. Tidak mengandung organisme penyebab hama dan penyakit;
  6. Mengandung bahan kapur atau kaya unsur kalcium.
 
Media  untuk tanaman hidroponik bermacam-macam,  dapat dari arang sekam, pasir, zeolit, rockwoll, gambut (peat moss), dan serbuk sabut kelapa. Persyaratan terpenting untuk media hidroponik harus ringan dan porus.  Tiap media mempunyai bobot dan porositas yang berbeda. Oleh karena itu, dalam memilih media sebaiknya dicari yang paling ringan dan yang mempunyai porositas baik, salah satunya yang dibuat dari arang sekam.
 
 
bbppl-media02bbppl-media06bbppl-media05
Media arang sekam mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, sudah steril, dan mempunyai porositas yang baik. Kekurangannya yaitu jarang tersedia di pasaran, yang umum tersedia hanya bahannya (sekam/kulit gabah) saja, dan hanya dapat digunakan dua kali.
Media arang sekam umumnya digunakan untuk hidroponik tomat, paprika, dan mentimun.  Namun bukan berarti hidroponik tanaman sayuran yang lain tidak dapat menggunakannya. Tanaman sayuran yang lain dapat juga menggunakan media ini, tetapi tidak biasa dilakukan.
bbppl-media sekam03bbppl-media sekam02bbppl-media sekam 01
 
Di pasaran sekarang telah tersedia arang sekam.  Untuk satu pot/polibag yang berukuran diameter 25-30 cm, diperlukan arang sekam sebanyak 1,5 kantong.  Arang sekam di pasaran akan terasa mahal bila digunakan dalam skala besar/komersial sehingga dianjurkan untuk membuat arang sekam sendiri.
Adapun Alat dan Bahan yang diperlukan adalah: Sekam padi 5 karung, Oli bekas  1,5 liter, Tungku, Tong besar dan tutupnya, Ayakan ukuran besar, Karung basah, Korek api
Pembuatan arang sekam ada 2 (dua) cara yaitu dengan disangrai atau dibuat arang.

DISANGRAI

Cara membuat arang sekam dengan disangrai adalah sebagai berikut:
  1. Seng ditaruh di atas tungku
  2. Sekam disangrai (digoreng tanpa minyak) di atas seng tersebut
  3. Aduk sekam tersebut hingga semuanya gosong.  Setelah itu, diangkat dan disiram
Dengan cara ini dapat dihasilkan arang sekitar 30-40% dari sekam yang disangrai.  Dengan demikian misalnya dari 100 kg sekam akan menjadi 30-40 kg arang sekam.  Kelebihannya arang sekam ini tidak berbau.
 
DIBUAT ARANG
Cara pembuatan arang yang digunakan sama seperti cara untuk membuat arang yang lain (arang batok atau arang kayu).  Caranya adalah sebagai berikut:
  1. Siapkan tong dengan tutupnya
  2. Masukkan sekam ke dalam tong sekitar 20 cm, kemudian beri oli
  3. Bakar sekam yang telah diberi oli.  Tunggu sampai asap berkurang
  4. Sedikit demi sedikit sekam ditambahkan hingga tong penuh.  Selama penambahan asap akan bertambah besar, kemudian berkurang laigi.  Pada saat asap berkurang tersebut sekam dimasukkan lagi
  5. Setelah penuh tong ditutup dengan karung basah, kemudian di atasnya ditutup lagi sampai rapat.  Biarkan sampai dingin.
  6. Hasil arang sekam yang diperoleh diayak untuk memisahkan abunya.
Dengan cara ini arang yang diperoleh 30-40% dari sekam yang dibakar. Namun arang ini mempunyai abu sehingga diperlukan waktu untuk memisahkan abu dengan arangnya. Pembuatan arang sekam dengan cara ini lebih praktis bila dibandingkan dengan cara disangrai, tetapi cara ini membutuhkan waktu yang lebih lama.

REFERENSI
  • Prihmantoro, Heru dan Yovita Hety Indriani.  2001.  HIDROPONIK SAYURAN SEMUSIM UNTUK BISNIS DAN HOBI.  Penebar Swadaya.  Jakarta.
  • Rukmana, Rahmat. Ir. H. 2000.  TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN HIAS.  Kanisius.  Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar