Rabu, 03 Juni 2015

MENGEMBANGKAN USAHA ANGGOTA KELOMPOK


Salah satu tujuan terpenting para petani membentuk kelompok adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan usahataninya. Meningkatkan dan mengembangkan usahatani anggota kelompok bermakna bahwa anggota kelompok mampu memperoleh hasil yang lebih tinggi dari usahataninya. Bisa juga bermakna bahwa anggota kelompok mampu memperbesar skala ekonomi usahataninya.

Dalam banyak kasus di lapangan, tujuan anggota berkelompok untuk meningkatkan dan mengembangkan usahataninya sering luput dari perhatian pendampingan, karena pendampingan sering kali terfokus pada kelompok.
Padahal kalau kita merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013 tentang Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani diterangkan dalam pengertian bahwa Kelompoktani atau Poktan adalah "kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota".
Dengan demikian harus dipahami bahwa bila seorang petani dengan kesadarannya bergabung dalam kelompoktani, maka kita harus berusaha secara optimal untuk membantu dan membimbingnya agar usahataninya meningkat dan berkembang. Berkenaan dengan upaya bantuan dan bimbingan usahatani anggota kelompok ini, setidaknya ada dua hal mendasar yang perlu dilakukan oleh setiap petugas pembina kelompoktani. Pertama, membantu setiap anggota kelompoktani mampu menganalisis dan mengevaluasi usahataninya. Kedua, membantu setiap anggota kelompoktani mengidentifikasi atau menemukenali unsur-unsur usahatani mana yang masih belum optimal dan mamsih memungkinkan untuk diperbaiki.
Menganalisis dan mengevaluasi usahatani anggota
Hal terpenting yang perlu diketahui oleh setiap anggota kelompoktani adalah apakah usahatani yang dikelolanya menguntungkan, dan seberapa besar keuntungannya. Pengetahuan tentang hal ini berguna bagi anggota kelompoktani untuk bisa mengevaluasi terhadap pengelolaan usahataninya. Terlebih lagi bila antara satu anggota dengan anggota lainnya bisa saling berbagi pengetahuan untuk membuat perbandingan sehingga akan menghasilkan suatu proses pembelajaran bersama pada tingkat kelompok. Kelompoktani sebagai kelas belajar bisa memfasilitasi proses pembelajaran bersama menganalisis dan mengevaluasi kondisi usahatani anggota kelompoktani.
• Setiap anggota kelompoktani agar merinci seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan pengelolaan usahataninya untuk satu siklus penanaman atau satu siklus pemeliharaan ternak.
• Komponen lahan (kalau milik sendiri) perlu dimasukkan dalam pengeluaran dengan nilai sewanya, mengikuti harga sewa yang berlaku setempat.
• Bila menggunakan bangunan atau alat yang punya nilai ekonomis, perlu dimasukkan dalam pengeluaran dengan nilai penyusutannya.
• Tenaga kerja keluarga juga perlu dimasukkan dalam pengeluaran sesuai curahan HOK (hari orang kerja) dan tingkat upah yang berlaku setempat.
• Rinci seluruh pendapatan yang dihasilkan dari usahatani yang dikelola anggota kelompoktani. Bandingkan antara pendapatan yang diterima dengan total pengeluaran usahatani.
• Ajak anggota kelompoktani untuk mengevaluasi bagaimana kondisi usahataninya. Rumuskan juga tindakan-tindakan apa saja yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi usahatani. Biasakan anggota kelompok melakukan pencatatan usahatani.
Mengidentifikasi unsur-unsur usahatani yang belum optimal
Biaya produksi atau pengeluaran usahatani dan pendapatan usahatani sesungguhnya merupakan cerminan dari bagaimana pengelolaan usahatani dijalankan oleh masing-masing anggota kelompoktani. Oleh karena itu, dengan menggunakan dasar kondisi usahatani yang ada, petugas pembina kelompok dapat meneruskan proses bimbingannya dengan mengajak setiap anggota kelompoktani untuk mengidentifikasi unsur-unsur apa saja dalam pengelolaan usahataninya yang belum optimal. Proses ini bisa mengarah pada dua hal, yakni memperbaiki penerapan teknologi dan pengurangan biaya produksi, misalnya karena dalam praktek berusahatani selama ini anggota kelompok menggunakan pestisida dan pupuk melebihi dari kebutuhannya.
• Mulai proses identifikasi dengan menghitung tingkat produktivitas usahatani yang dicapai. Kemudian bandingkan dengan potensi yang bisa dicapai. Adanya kesenjangan menunjukkan bahwa masih ada unsur-unsur usahatani yang perlu diperbaiki.
• Ajak anggota kelompoktani untuk merinci mulai dari penggunaan varietas/bibit, pengolahan lahan, jarak tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan, dan sebagainya.
• Diskusikan mengapa anjuran teknologi tertentu belum dilakukan atau kurang optimal diterapkan. Temukan apa faktor penyebabnya, dan ajak anggota kelompoktani untuk merumuskan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek penerapan teknologi usahatani yang dikelolanya.
• Ajak anggota kelompoktani untuk membuat simulasi biaya produksi yang akan dikeluarkan bila anjuran teknologi diterapkan dan pendapatan yang akan dicapai dari peningkatan produktivitas yang diharapkan. Bandingkan dengan kondisi usahatani yang saat ini dijalankan oleh anggota kelompoktani.
Sumber: Kementerian Pertanian, 2013.
Foto Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan & Kehutanan Kecamatan Sungai Penuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar