Rabu, 03 Juni 2015

PENYAKIT BLAS (Pyricularia Oryzae Cav) PADA TANAMAN PADI & PENGENDALIANNYA"


Foto Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan & Kehutanan Kecamatan Sungai Penuh. Gejala penyakit blas atau bercak belah ketupat adalah pada daun dan pelepah terdapat bercak-bercak berbentuk belah ketupat. Ukuran bercak sebesar 1-1,5 cm X 0,3-0,5 cm. Bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dengan pinggir berwarna coklat. Ukuran dan warna bercak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan lingkungan, kerentanan tanaman dan umur bercak. Jika kondisi lingkungan lembab dan yang terserang adalah tanaman yang rentan maka bercak-bercak tersebut dapat menyatu dan menyebabkan rusaknya sebagian besar daun. Penyakit blas/ bercak belah ketupat pada tanaman padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Jamur ini berkembangbiak cepat pada tanaman padi yang berjarak tanam rapat sehingga mempunyai kelembaban yang tinggi. Kecepatan pertumbuhan jamur tersebut juga akan semakin tinggi jika pemupukan tanaman padi menggunakan urea secara berlebihan. Pyricularia oryzae juga dapat menyebabkan tangkai malai membusuk dan patah, penyakit ini biasa kita sebut busuk leher. Jika infeksi terjadi sebelum pengisian bulir dapat menyebabkan kehampaan bulir padi. Tidak hanya daun dan malai batang juga dapat terinfeksi sehingga batang padi membusuk dan rebah.
Usaha -Usaha Pencegahan dan Pengendalian meliputi; Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) pada tanaman padi, salah satu tujuan PTT adalah mampu menekan penurunan hasil akibat OPT ( Organisasi Penganggu Tumbuhan), antara lain dengan : a). Penggunaan vaietas tahan & pembenaman jerami penggunaan varietas baru dan tahan terhadap blas sangat dajurkan bagi daerah yang endemi terhadap blas antara lain : 1) Inpari 13; 2) Luk ulo; 3) Silungongo; 4) Batang Piaman; 5) Inpago dan lain-lain. Proses dekomposisasi jerami selain dapat berfungsi sebagai pupuk organik juga dapat membunuh miselia blas dan tidak berpotensi untuk berkembang. b) Pemupukan berimbang Penggunaan pupuk sesuai anjuran terutama pada daerah-daerah endemi penyakit blas terutama dengan penggunaan Nitrogen yang tidak berlebihan dan dengan penggunaan kalium dan phosfat, dianjurkan agar dapat mengurangi infeksi blas di lapangan. Penggunaan kalium mempertebal lapisan epidermis pada daun sehingga penetrasi spora akan terhambat dan tidak akan berkembang di lapang. c) Waktu tanam yang tepat, pengaturan tanam pada saat yang bertepatan banyak embun perlu dihindari agar pertanaman terhindar dari serangan penyakit blas yang berat, keadaan ini memerlukan data iklim spesifik dari wilayah-wilayah pertanamanpadi spesifik lokasi; 2). Penggunaan Fungisida Kimia & Nabati; a) Fungisida Kimia dianjurkan bagi yang endemi terhadap blas dengan ketentuan menggunakan Pengendalian Hama secara terpadu dan tepat guna. Ada beberapa fungisida kimia yang bekerja secara sistematik di pasaran misalnya: mikocide 70, Trycyclazole, Amistartop, Score, Pyoguilon. ; b) Fungisida Nabati dapat berupa produk langsung jadi yang dijual dipasaran misalnya Inokulan/starter sp dan Gliocldium sp yang digunakan sebagai tindakan preventif pada masa vegetatif tanaman padi. Fungisida nabati juga dapat dibuat secara sederhana dari bahan-bahan yang sederhana.
Keberhasilan pengendalian penyakit blas dipengaruhi oleh kemampuan pengaturan lingkungan, terutama iklim mikro tanaman, keseimbangan penyerapan unsur hara dan tingkat kesuburan tanah.
Kondisi lingkungan berpengaruh terhadap laju perubahan ras pathogen blas, diantaranya varietas tahan, musim tanam yang tepat, pemakaian pupuk seimbang, dan penggunaan fungisida secara tepat.
Waktu Tanam; Perbedaan agroklimat antar lokasi/wilayah dalam skala besar atau kecil memerlukan pengelolaan yang berbeda dalam menghadapi serangan blas. Oleh karena itu, penanaman padi gogo dianjurkan pada awal musim penghujan (saat hujan telah turun 2 - 3 hari dengan curah hujan 21 mm/minggu dan tanah tidak mengalami kekeringan selama periode minggu pertama) untuk menghindari agar saat keluar malai atau awal berbunga tidak banyak embun. Bila curah hujan kurang, konsentrasi spora Pyricularia Oryzae di udara tinggi dan perkembangan blas akan meningkat. Penanaman lebih awal pada musim hujan dapat menekan serangan blas daun, namun pada malai cenderung tinggi. Penanaman pada awal musim hujan perlu dibantu dengan penyemprotan fungisida untuk menekan blas leher, terutama pada saat keluar malai dan awal berbunga.
Jarak Tanam; Umumnya penanaman padi gogo menggunakan tugal dan jumlah benih yang digunakan lebih banyak. Oleh karena itu, tingkat populasi tanaman mempunyai arti penting yang berhubungan dengan produksi dan perkembangan penyakit blas. Jarak tanam rapat dan jumlah benih yang banyak menciptakan iklim mikro yang optimum untuk perkembangan penyakit blas. Jarak tanam 40 x 10 cm secara tugal atau 40 cm x larikan dapat menekan perkembangan blas.
Pemupukan; Pengaruh pemupukan terhadap penyakit blas tergantung pada kesuburan tanah, jenis dan takaran pupuk, serta varietas yang ditanam. Varietas yang rentan dengan peningkatan takaran pupuk Nitrogen menyebabkan tanaman mudah terserang blas, karena menurunkan kadar Kalium dalam jaringan tanaman. Untuk tanah PMK dianjurkan menggunakan pupuk 60 - 90 kg N, 90 kg P2O5, 60 kg KCl per hektar. Pemberian Nitrogen lebih rendah dapat dilakukan terhadap varietas kurang tahan blas.
Untuk varietas Lokal, pemupukan optimal dianjurkan 45 kg N, 45 kg P2O5, 30 kg KCl per hektar. Pemberian abu sekam yang mengandung Silikat 300 kg/ha dapat menurunkan kerusakan blas dari 90 % menjadi 48 %.
Penggunaan Fungisida; Hampir 30 - 40 % penyakit blas pada padi ditularkan melalui benih, sehingga pada stadium awal vegetative tanaman padi dapat terserang blas. Oleh karena itu, perlakuan benih (seed treatment) dengan fungisida sistemik seperti Pyroquilone 50 WP sebanayak 8 g/kg benih sangat diperlukan. Untuk blas leher diperlukan penyemprotan dengan fungisida Tricyclazole pada saat bunting dan berbunga.
Sumber : Amir, M. 2001. Strategi penyelamatan padi gogo dari ancaman penyakit blas. Puslitbang tanaman Pangan.
Badan Litbang Pertanian
Hama dan Penyakit pada tanaman Padi. Badan Litbang Pertanian. 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar