Pupuk
merupakan nutrisi atau hara yang kita berikan kepada tanaman kita. Ada
beberapa cara dalam memberikan pupuk ke tanaman, tergantung pada
jenisnya. Aplikasi atau cara pemberian pupuk merupakan suatu konsekuensi
penting dari penggunaan berbagai macam jenis pupuk. Pada dasarnya, kita
dapat mengklasifikasikan pupuk dalam beberapa jenis, yang pertama
adalah pupuk padat (berupa kristal, butiran dan bubuk) dan pupuk cair (larutan dan suspensi). Kedua jenis tersebut dapat berubah menjadi gas dalam suhu kamar.
Terdapat
beberapa cara penempatan pupuk antara lain dengan disebar merata
dipermukaan tanah sebelum tanam; pupuk diletakkan di salah satu sisi
atau kedua sisi tanaman dalam barisan; pupuk diberikan dalam larikan
tanaman; ditaburkan pada tanaman setelah tanaman tumbuh; dimasukkan
bersamaan dengan biji yang ditanam; pemupukan lewat air irigasi dan
pemupukan lewat daun. Salah satu hal diterimanya penggunaan pupuk dalam
bentuk padat dari akar adalah karena pupuk ini mudah digunakan dan mudah
pula disimpan selain itu pupuk yang diberikan melalui tanah memiliki
sifat higroskopis, yang berarti dapat menyerap air dari atmosfer. Saat
temperatur meningkat uap air akan terserap dan menyatu dengan pupuk. Ini
adalah sebab mengapa pupuk dalam bentuk padat (solid) selalu di jual
dalam kemasan plastik, sehingga dapat mencegah penyerapan air. Pupuk
padat dapat diaplikasikan dengan menggunakan tangan atau mesin,
diberikan dipermukaan tanah atau di dalam tanah dengan memperhatikan
pula konsentrasi dan dosisnya
Pupuk
yang diberikan melalui tanah diserap oleh akar tanaman dari larutan
tanah dalam bentuk ion. Unsur hara dari larutan tanah masuk ke epidermis
kemudian ditransportasikan dari epidermis ke sitoplasma antar sel
penyusun jaringan akar dan selanjutnya ditransportasikan dari xilem akar
ke jaringan organ diatasnya. Pada pemupukan melalui daun, pupuk
dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan pada daun. Biasanya untuk
unsur mikro kerena jumlahnya sedikit sehingga pemberian lebih merata dan
efisien, untuk penanggulangan secara cepat bila terjadi defisiensi.
Agar lebih efektif, pemberian harus dilakukan dua atau tiga kali dalam
waktu dekat terutama bila difisiensi sudah lanjut.
Pupuk daun
merupakan salah satu bentuk pupuk yang macam dan jenisnya banyak
beredar di pasaran merupakan pupuk majemuk yang mengandung baik unsur
hara makro maupun mikro. Pemberian pupuk melalui daun memberikan reaksi
yang lebih cepat dan efektif untuk menanggulangi kekurangan unsur mikro.
Pada dasarnya pemupukan melalui daun dilakukan untuk mengatasi
defisiensi unsur hara pada tanaman.
Penggunaan pupuk yang terutama ditekankan pada unsur hara makro saja
tanpa memperhitungkan kebutuhan tanaman akan unsur hara mikro merupakan
penyebab kekurangan unsur hara mikro mulai sering terdengar. Faktor lain
adalah banyak diantara para petani yang memakai pupuk kandang dimana
kandungan tiap unsur hara essensial terpenuhi termasuk di dalamnya unsur
hara mikro sehingga mencegah terjadinya kekurangan unsur hara mikro
pada suatu lahan. Pupuk yang mengandung unsur hara mikro sering dipakai
terutama pada tanah – tanah masam, basa dan tanah-tanah organik dan
sering digunakan bagi tanaman-tanaman yang peka terhadap kekurangan
unsur unsur hara mikro tersebut.
Unsur hara mikro atau micro element
diketahui menjadi bagian yang cukup penting dari tanaman. Unsur ini
sangat sedikit dibutuhkan oleh tanaman, namun memiliki peran yang vital.
Hampir sebagian besar dari unsur hara mikro ini adalah bagian dari
enzim-enzim dalam tubuh tanaman atau sebagai co-enzym dalam beberapa
sintesis. Beberapa contoh unsur mikro adalah Fe, MN, Zn, Cu, B, Mo, dan
Cl. Memiliki karakteristik dan peran masing-masing dalam tubuh tanaman.
Unsur mikro misalnya Boron dibutuhkan dalam jumlah yang kecil dan bagi
beberapa tanaman misalnya kacang-kacangan cukup peka terhadap unsur ini.
Boron dapat mempengaruhi perkembangan sel melalui pengaturan
pembentukan pilosakarida. Kecepatan pembelahan sel juga dipengaruhi oleh
kadar boron tanaman, demikian pula peranannya dalam sintethis pektin.
Boron juga diketahui menghambat pembentukan pati. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa tanpa pemberian boron pada kacang-kacangan transpirasi
menjadi berkurang. Mangan juga merupakan salah satu unsur hara mikro
yang penting bagi tanaman, kebutuhan mangan berbeda untuk setiap jenis
tanman. Variasi kebutuhan mangan ini terjadi karena perbedaan jumlah
yang diabsorbsi masing-masing jenis tanman. Kebutuhan tanamn akan mangan
kemungkinan juga dipengaruhi oleh keberadaan unsur nutrisi yang lain.
Kebutuhan tanaman akan mangan kira-kira 400 – 500 ppm.
Faktor yang
menyebabkan terjadinya defisiensi mikro, yaitu : (1) Pengurasan hara
oleh tanaman terangkut melalui panenan, (2) penggunaan varietas unggul,
(3) penggunaan pupuk makro murni secara intensif, (4) pengetahuan
manusia terhadap diagnosa gejala defisiensi. Untuk mengatasi kekurangan
hara mikro, dilakukan dengan pemupukan.
Cara
pemberian pupuk mikro dapat dilakukan dalam bentuk padatan atau
larutan. Karena jumlah yang dibutuhkan sedikit, maka jenis pupuk mikro
sering diberikan lewat daun. Menurut hasil penelitian, pemberian pupuk
mikro plus lewat daun dengan dosis 7,5 L/Ha dapat meningkatkan
hasil tebu lahan kering sebesar 15% terhadap perlakuan tanpa mikro.
Pemberian pupuk yang seimbang antara unsur hara makro dan mikro akan
dapat membantu tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara
optimal.
Daftar Pustaka
Buckman, H.O dan N.C Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.788p
Budiyanto, G. 1997. Potensi Produksi Budidaya Cabai Merah pada Berbagai Tingkat Pemupukan NPK di Lahan Pantai Bugel. Agr UMY. V (1) : 1-8
Hererra, J.B. 1999. Hand Book of Agriculture. Marcel Dekker. New York. 768p
Indroprahasto,S.P. 2000. Pengaruh Variasi Dosis pupuk Urea dan Macam Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung.Semi. Buletin Agroindustri (9) : 1 – 9
Megel, K dan E.A Kirby. 1987. 1987. Principles of Plant Nutrient. International Potash Institute. Switzerland. 687p
Salisbury, F. B dan C. W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung. 241p
Pandey, S.N dan B.K Sinh.1981. Plant Physiology. Vikas Publishing House. New Delhi. 582p
Wuryaningsih,
S. 1995. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pemupukan Nitrogen terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Bunga Mawar Kultivar Cherry Brandy. Jurnal Hortikkultura 5 (II) : 100 – 106.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar