INOVASI BARU
PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0
SISTEM AEROPONIK
Kentang sebagai peluang bisnis baru PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0
SISTEM AEROPONIK
Kentang
(Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortikultura penting di
Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternatif, sebagai
sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program
diversifikasi pangan. Disamping itu semakin berkembangnya industri
makanan ringan dan restoran cepat saji yang salah satu bahan bakunya
adalah kentang, maka kebutuhan kentang akan meningkatkan permintaan bibit kentang baik dalam pengembangan G0, G1, G2 maupun G3 baik ditingkat penangkar bibit, sampai ke tingkat petani kentang di lapangan.
Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang
dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas
untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman
kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih
menggunakan teknologi turun temurun dari pendahulunya, sehingga
produksinya masih diantara 107,27 sampai dengan 142,60 kuintal/ha.
Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang
disamping menggunakan pupuk yang cukup juga dengan memakai bibit
kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Ada teknologi
yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu
dengan system aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.
Aeroponik sendiri berasal dari kata
aero yang berarti udara dan ponos yang berarti budidaya, jadi aeroponik
adalah budidaya tanaman dengan melalui system pengkabutan. sistem
aeroponik dalam budidaya tanaman kentang dilakukan di dalam screen house
dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass dan ditutup dengan
menggunakan styroform, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama
dan penyakit karena bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil
perbanyakan kultur jaringan di laboratorium yang sudah steril. Aeroponik
selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang baik juga banyak
dan dapat menghemat lahan.
Pada sistem ini, hara diserap atau diaplikasikan
langsung melalui akar, sehingga perlu prororsi yang optimal terserap
Nutrisi yang diberikan baik dari unsur makro (N, P, K, Mg, Ca,, S)
maupun mikro (Mn, Mo, Cu, Fe, B, Zn)
Dimana Tanaman itu bisa tumbuh ?
Tanaman Kentang menghendaki iklim
yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70
– 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. kombinasi suhu rendah
dengan penyinaran matahari yang relatif pendek dapat berpengaruh baik
terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.
Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi
yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar
ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka
evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh
jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun,
sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban
terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan
menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman
kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi
layu.
Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis,
disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi
jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang
diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang
diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi
perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan
warna daun menjadi kuning atau kebakar.
Sistem Aeroponik satu tipe dengan hidroponik, yaitu
mengoptimalkan penggunaan air, hanya saja kalau aeroponik
memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air
pada system aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan
kepada akar tanaman yang menggantung.
Teknik Budidaya Perbanyakan bibit kentang G0 dengan system aeroponik
1. Persiapan Lahan/Bangunan Rumah Kassa (Scren house)Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastic UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan:
Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau plastic lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah dilubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm. sedangkan didalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE 16 mm dan diatas selang tersebut terdapat sprinkler denga jarak antar sprinkler 60 – 80 cm. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr) yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai kabut.
Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan dan masih dalam bentuk planlet kemudian di aklimatisasi dengan menggunakan media tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan.
Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house).
Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi kedalam lubang styroform dan ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.
Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik antara lain:
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Mengecek sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar; Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering; Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh. Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter; Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter. Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.6. Pemanenan
Panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur 3 bulan setelah tanaman atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hampir seluruh daun kentang pertumbuhannnya menurun.
(Pusat Inkubator Agribisnis BBPP Lembang)
*By Hage*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar