TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DAUN SISTEM AEROPONIK
oleh : IR Eti Rostika MP
A. Persiapan
- Persiapan bangunan screen house, screen house bisa terbuat dari rangka besi, kayu atau bambu, dengan beratapkan plastik UV dan berdindingkan kain kasa (paranet) yang lapisan bawahnya ditutup dengan menggunakan plastik UV atau fiber glass, sedangkan kontruksinya disesuaikan dengan ketinggian tempat.
- Persiapan bak penanaman, yaitu bak bisa terbuat dari plastik hitam dengan rangka dari bambu, dan terbuat dari fiber sedangkan penutupnya menggunakan stryrofoam diletakan
Pemilihan bak seperti diatas tadi dikarenakan ringan, kuat, bentuknya tidak berubah dan tidak bereaksi dengan larutan nutrisi.
Bak dalam sistem Aeroponik memiliki fungsi penting, antara lain :
Bak dalam sistem Aeroponik memiliki fungsi penting, antara lain :
- Sebagian penangkap sisa larutan nutrisi yang dialirkan atau disemprotkan di daerah perakaran tanaman, sisa larutan yang tidak di serap oleh akar tanaman akan kembali ke tangki nutrisi sebagai satu siklus tertutup.
- Sebagai penyangga Styrofoam dan tanaman di atasnya yang cukup berat, terutama pada saat tanaman mendekati waktu panen.
- Sebagai isolasi perakaran tanaman dengan lingkungan dimana suhu di dalam bak fiber lebih rendah dari pada suhu di luar bak fiber sehingga optimal bagi pertumbuhan akar dan proses penyemprotan larutan nutrisi.
- Ukuran bak yang digunakan dalam sistem aeroponik adalah 1 x 4 x 0,5 cm.
- Bak tanaman di buat gelap dan ketinggian dengan tinggi 40 – 60 cm dari permukaan tanah. Ujung dinding baik tanaman aeroponik dilubangi untuk jalur pipa distribusi PE 13/16 yang letak dibawah permukaan Styrofoam. Di atas pipa PE di pasang nozzle/ jet spray JSF 12 Full cercle , kapasitas 50 liter/jam, tekanan 1,5 bar dengan jarak antar nozzle/jet spray 75 cm. Untuk panjang bak tanaman 4 cm, di pasang 5. Pada dasarnya bak di buat lubang drainase untuk sirkulasi larutan nutrisi kembali ke tangki larutan.
- Pompa tekanan mengisap larutan nutrisi dari tangki larutan kemudian ke disct filter, lalu dialirkan melalui pipa utama ke pipa didistribusikan ke dalam bak tanaman sehingga nozzle/jet spray menghasilkan semprotan nutrisi yang lembut. Pompa yang digunakan dengan kekuatan 125 watt untuk 4 bak tanaman
B. Penyemaian benih
1. Pemilihan benih tanam
Dalam pemilihan benih tanaman ini yang akan di budidayakan harus disesuaikan dengan syarat tumbuh tanaman tersebut, seperti suhu udara, kelembaban, cuaca serta ketinggian lokasi budidaya dari permukaan laut. Dan umur tanaman yang dibudidayakan memiliki umur pendek, dapat di tanam dalam pot intensif dan memiliki produktivitas tinggi. Semakin pendek umur tanaman, maka mempercepat proses pemanenan.
2. Media Tanam
Pada proses penyemaian, di pilih media tanam rockwool berupa serat padat yang mudah di potong-potong dan membentuk sesuai dengan kebutuhan. Media rockwool sebagai media tanam karena memiliki berupa keunggulan, antaranya poros dan dapat menyimpan air dengan baik, sehingga tanaman tidak mengalami kekeringan terutama saat tanaman masih kecil
.
3. Persiapan media semai dan benih
Media semai berupa rockwool yang telah dipotong-potong menggunakan pisau dengan ukuran 1x 1,5 x 1,5 cm, kemudia rockwool yang telah di potong-potong di susun ke dalam tray semai.
Benih yang akan di semai di rendam menggunakan air ± 30 menit, benih yang terapung langsung dipisahkan dan di pilih benih yang yang bernas, tidak busuk dan tidak berjamur untuk di semai.
4. Proses penyemaian
Penyemaian tanaman pakcoy , sawi, lettuce dilakukan dengan memasukkan benih yang telah di rendam selama ± 30 menit dan di pilih yang layak di semai. Proses penyemaian dilakukan dengan memasukkan benih tanaman satu persatu kedalam potongan rockwool menggunakan pinset. Dalam tray semai, potongan rockwool dapat di masukan satu atau dua benih tanaman yang di sesuaikan dengan kebutuhan dan jenis tanaman. Tray semai telah selesai di semai ke mudian di basahi dengan air hingga jenuh, tray di masukan kedalam ruang gelap 2 – 3 hari, bertujuan agar proses perkecambahan tanaman dapat berlangsung dengan optimal. Setelah dari ruangan gelap, benih telah berkecambah di masukan ke dalam screen house selama 12 hari di dalam screen house , telah itudi tanam dalam Styrofoam yang telah di siapkan screen house produksi
3. Persiapan media semai dan benih
Media semai berupa rockwool yang telah dipotong-potong menggunakan pisau dengan ukuran 1x 1,5 x 1,5 cm, kemudia rockwool yang telah di potong-potong di susun ke dalam tray semai.
Benih yang akan di semai di rendam menggunakan air ± 30 menit, benih yang terapung langsung dipisahkan dan di pilih benih yang yang bernas, tidak busuk dan tidak berjamur untuk di semai.
4. Proses penyemaian
Penyemaian tanaman pakcoy , sawi, lettuce dilakukan dengan memasukkan benih yang telah di rendam selama ± 30 menit dan di pilih yang layak di semai. Proses penyemaian dilakukan dengan memasukkan benih tanaman satu persatu kedalam potongan rockwool menggunakan pinset. Dalam tray semai, potongan rockwool dapat di masukan satu atau dua benih tanaman yang di sesuaikan dengan kebutuhan dan jenis tanaman. Tray semai telah selesai di semai ke mudian di basahi dengan air hingga jenuh, tray di masukan kedalam ruang gelap 2 – 3 hari, bertujuan agar proses perkecambahan tanaman dapat berlangsung dengan optimal. Setelah dari ruangan gelap, benih telah berkecambah di masukan ke dalam screen house selama 12 hari di dalam screen house , telah itudi tanam dalam Styrofoam yang telah di siapkan screen house produksi
§ Proses penyemaian kangkung dengan menggunakan arang sekam, benih yang akan di semai di rendam dulu selama ± 30 menit. Arang sekam yang akan digunakan terlebih dahulu di cuci agar kotoran yang ada di dalamnya hilang, setelah pencucian maka arang sekam di masukan ke dalam bak semai dengan ketinggian 5 cm, kemudian buat larikan dengan jarak 5 cm serta ke dalaman 2 cm, benih yang telah di rendam langsung di tanam di antara larikan, selanjutnya benih kangkung di tutup dengan arang sekam dan di tutup dengan plastik hitam perak, kamudian di tempatkan yang teduh selama 5 hari, setelah 5 hari di buka benih kangkung udah tumbuh biarkan selama 12 hari di persemaian. Selama di persemaian di siram dengan larutan nutrisi ½ dosis di lakukan penyiraman (pagi, siang dan sore) 3 kali sehari
C. Proses produksi
- Media tanam yang digunakan yaitu Styrofoam
Sebagai temapat tanaman ber-rockwool di
tanam. Styrofoam di pilih karena ringan, mudah dibersihkan dan warna
putih dapat memantulkan cahaya matahari sehingga membantu pada proses
fotosintesis. Pemasangan Styrofoam harus tetap di atas bak tanam dapat
membantu kemampuan Styrofoam dalam menahan berat tanaman di waktu
mencapai masa panen.
- Larutan nutrisi/ pupuk
Pada budidaya tanaman dengan sistem
aeroponik, pemberian larutan nutrisi dilakukan persamaan dengan
pemberian air. Air yang digunakan harus memenuhi standar tertentu agar
kandungan garam dalam air rendah dengan Ph antara 6,5 – 7,0.
Bahan kimia yang di perlukan pada pembuatan larutan nutrisi dapat di lihat pada Tabel 1.
Bahan kimia yang di perlukan pada pembuatan larutan nutrisi dapat di lihat pada Tabel 1.
Bahan Kimia Rumus Kimia
LARUTAN A
1. Kalsium Nitrat Ca(NO3)2 4H2O
2. Besi EDTA Fe EDTA
LARUTAN B
Kalium Dihidrogen Fosfat KH2PO4
Kalium Nitrat KNO3
Magnesium Sulfat Mg SO4 7 H2O
Mangan Sulfat Mn SO4 7 H2O
Asam Borat H3 BO3
Tembaga Sulfat Cu SO4 5 H2O
Amonium Molibdat (NH4) 6 MO7 O24. 4H2O
Zinc Sulfat Zn SO4. 7 H2O
Cara membuat stok A larutan Nutrisi
1) Tong/drum A di isi air sebanyak 90 liter, kemudian masukan Kalsium Nitrat dan Besi EDTA di aduk hingga larut.
2) Tong/drum B di isi air sebanyak 90 liter, kemudian masukan Kalium Nitrat, Magnesium Sulfat, Kalium Dihidrogen Fosfat, Mangan Sulfat, Asam Borat, Zinc Sulfat, Tembaga Sulfat, Amonium Molibdat dan kesemuanya di aduk sampai larut.
Dalam konsentrasi yang pekat, baik larutan A dan B tidak baleh larutan nutrisi disatukan dalam wadah bersamaan harus di pisahkan , dikarenakan antara larutan A dan B akan terjadi bereaksi atau mengendap sehingga tidak dapat di serap oleh akar tanaman, maka pertumbuhan tanaman tidak normal.
Dosis dari masing-masing larutan A dan B di ambil satu liter dan di tambahkan air sebanyak 200 liter (2 : 1), kemudian larutan tersebut siap untuk di siramkan pada tanaman.
1) Tong/drum A di isi air sebanyak 90 liter, kemudian masukan Kalsium Nitrat dan Besi EDTA di aduk hingga larut.
2) Tong/drum B di isi air sebanyak 90 liter, kemudian masukan Kalium Nitrat, Magnesium Sulfat, Kalium Dihidrogen Fosfat, Mangan Sulfat, Asam Borat, Zinc Sulfat, Tembaga Sulfat, Amonium Molibdat dan kesemuanya di aduk sampai larut.
Dalam konsentrasi yang pekat, baik larutan A dan B tidak baleh larutan nutrisi disatukan dalam wadah bersamaan harus di pisahkan , dikarenakan antara larutan A dan B akan terjadi bereaksi atau mengendap sehingga tidak dapat di serap oleh akar tanaman, maka pertumbuhan tanaman tidak normal.
Dosis dari masing-masing larutan A dan B di ambil satu liter dan di tambahkan air sebanyak 200 liter (2 : 1), kemudian larutan tersebut siap untuk di siramkan pada tanaman.
- Proses penanaman
Sebelum proses penanaman, bak-bak
penanaman harus di bersihkan dari lumut atau dari kotoran lainnya.
Untuk proses penanaman dengan sistem aeroponik, harus di periksa juga
keadaan nozzle/jet spray yang telah di pasang dan di pastikan tidak
tersumbat. Penyumbatan nozzle/jet spray dapat menurunkan intensitas
penyemprotan larutan nutrisi ke daerah perakaran tanaman.
Bibit tanaman yang telah siap tanam diambil kemudian di masukan pada lubang tanam dalam Styrofoam dengan keadaan di dalam lubang tidak terlalu dalam maupun dangkal. Pada saat proses penanaman berlangsung, dilakukan sortasi langsung terhadap bibit yang akan di tanam. Proses penanaman dilakukan pada pagi hari yaitu 0.7.00 s/d 09.30 WIB dan pada sore hari 15.00 s/d 16.00 WIB.
- Pemeliharaan dan perawatan
Setelah proses penanaman selesai
dilakukan, proses pemberian nutrisi segera dilakukan. Dalam pemberian
nutrisi, dilakukan dengan cara penyemprotan untuk sistem aeroponik.
Konsentrasi larutan nutrisi yang di berikan kepada tanaman secara
bertahap dinaikkan hingga proses pemanenannya. Kontrol nozzle/jet spray
dan filter pompa dilakukan setiap 1 jam sekali, control ini berguna
untuk mencegah berkurang tekanan pompa yang disebabkan oleh tersumbatnya
nozzle/jet spray serta filter yang berpengaruh langsung secara langsung
pada kekuatan semprot pompa. Lemahnya semprotan pompa mengakibatkan
tidak sampainya larutan nutrisi pada daerah perakaran tanaman.
- Proses pemanenan
Proses pemanenan dilakukan pada pagi
hari ( 0.6 s/d 0.9.30) dan pada sore hari (15.30 s/d 16.30 ). Pemilihan
waktu panen ini dilakukan agar hasil panen tidak mengalami fluktuasi
suhu yang berarti, fluktuasi suhu yang besar dapat menurunkan (kadar air
dan kualitas panen yang dratis). Hasil panen yang di tata dalam
container, di isi 80 % volume dari kapasitas container tanpa di
padatkan. Kontainer yang berisi hasil panen diusahakan ke dalam ruang
pendingin dengan suhu ± 18ºC.
Panen baik untuk pakcoy, sawi, lettu maupun kangkung yaitu umur ± 28 hari sejak dari penanaman.
Panen baik untuk pakcoy, sawi, lettu maupun kangkung yaitu umur ± 28 hari sejak dari penanaman.
- Proses pengemasan / packing
Dilakukan perompesan terhadap hasil
panen, yang bertujuan untuk membersihkan sayuran dari daun tua ataupun
daun yang patah sekaligus sebagai standarisasi. Setelah dilakukan
perompesan sayuran yang siap kemas di timbang sesuai dengan standar
pengemasan. Akar sayuran dari hasil panen tidak di rompes, namun dikut
sertakan dalam plastik pengemasan. Standar pengemasan produk dengan
berat 250 gr / kemasan di timbang dengan berat 260 – 270 gr / kemasan,
standar berat produk kemasan digunakan untuk mencegah penyusutan berat
tanaman karena penguapan.
Setelah di timbang, sayuran dimasukkan ke dalam plastik kemasan secara hati-hati. Untuk tanaman selada keriting di kemas dengan menggunakan plastik backet. Sedangkan untuk tanaman pakcoy, sawi, dan kangkung di kemas dengan menggunakan plastik silt.
DAFTAR PUSTAKASetelah di timbang, sayuran dimasukkan ke dalam plastik kemasan secara hati-hati. Untuk tanaman selada keriting di kemas dengan menggunakan plastik backet. Sedangkan untuk tanaman pakcoy, sawi, dan kangkung di kemas dengan menggunakan plastik silt.
1. Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, Direktorat Perlindungan Hotikultura, 2002, Pedoman Pengembangan Usahatani Tanaman Sayuran Aman Konsumsi, Budidaya Tanaman Kentang Aman Konsumsi.
2. Onny Untung. 2004 Hidroponik Sayuran Sistem NFT (Nutrient Film Technique) Penebar Swadaya, Bogor.
3. Yos Sutioso. 2002 Meramu Pupuk Hidroponik Tanaman Buah, Ttanaman Sayuran, Tanaman Hias. Penebar Swadaya Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar