Kamis, 12 Januari 2017

Penurunan Kesuburan Tanah

Penyusutan kesuburan tanah sebagian
disebabkan oleh adanya kehilangan hara
dari tanah, yang dapat terjadi melalui
pemanenan hasil tanaman (panen hara),
aliran air permukaan ( run off ), dan pelindian
( leaching ). Kehilangan hara karena
pemanenan hasil tanaman tergantung pada
produksi dan cara panennya . Peluang
kehilangan hara meningkat sejalan dengan
produksinya. Kehilangan karena panen akan
besar apabila jerami ikut terangkut keluar
sebab jerami juga banyak mengandung
hara, termasuk Si dan terutama K, karena
sekitar 80% dari K yang terserap tanaman
padi tersimpan dalam jerami.
Telah banyak diketahui bahwa ketersediaan
beberapa unsur hara dalam tanah relatif
kurang, sehingga untuk menopang
tercapainya sasaran hasil padi yang tinggi
diperlukan pemupukan. Di samping hara N,
P, dan K, di beberapa tempat yang memiliki
karakteristik lahan tanah sawah berkapur,
berbahan induk berkadar S rendah,
berdrainase buruk dan bereaksi masam
dengan pH<5,00 ditengarai kahat akan S
dan kadang kadang Zn. Oleh karena itu
selain N, P, dan K yang sejak lama telah
diaplikasikan secara luas dalam bentuk
pupuk, di beberapa tempat hara S, Zn, dan
Cu perlu juga ditambahkan untuk menunjang
perolehan hasil padi yang tinggi.
Di dalam tanah, unsur hara bergerak dari
suatu tempat ke tempat lain. Arah gerakan
dapat ke segala arah dan prosesnya
berlangsung dalam fase cair atau larutan
tanah. Menurut Yoshida ada dua
mekanisme yang mengendalikan gerakan
unsur dalam tanah, yaitu difusi dan aliran
massa ( mass-flow ). Perbedaan kadar suatu
unsur tertentu antara dua tempat/titik akan
menyebabkan adanya gerakan hara yang
bersangkutan, mengarah dari tempat yang
berkadar tinggi ke tempat yang berkadar
lebih rendah. Karena perbedaan tekanan
atau ketinggian air dalam tanah akan
bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Air
dalam tanah didapatkan dalam bentuk
larutan, maka bersama air yang bergerak
terangkut pula unsur/senyawa yang terlarut
di dalamnya. Mekanisme gerakan hara
seperti itu disebut aliran massa.
Laju dan jumlah unsur hara yang bergerak
ditentukan oleh jenis unsur hara atau
senyawa pupuk, sifat tanah, dan keadaan air
dalam tanah. Fosfor relatif sukar bergerak
dalam tanah, sebab di samping bahan
sumber pupuk P yang digunakan
berkelarutan rendah, ion fosfat juga kuat
terikat oleh partikel tanah. Berbeda dengan
P, unsur N dalam tanah sangat mobil, karena
mudah larut dalam air dan terikat oleh
partikel tanah secara lemah. Kalium
meskipun tidak mudah bergerak seperti
halnya N, namun ia lebih mobil jika
dibandingkan dengan P.
Pada kondisi lingkungan yang sama, unsur
hara lebih mudah bergerak dalam tanah
yang bertekstur lebih kasar. Di samping
mudah meloloskan air, tanah yang
bertekstur kasar juga tidak kuat memegang
hara karena kapasitas tukar kationnya (KTK)
rendah. Unsur hara dalam tanah bergerak
melalui fase cair, oleh karena itu makin
banyak air di dalam tanah makin lancar laju
gerakan hara dalam tanah.
Unsur hara akan dapat diserap tanaman
apabila unsur hara yang bersangkutan
berada pada permukaan akar. Ada tiga
proses yang menyebabkan unsur hara dapat
berada pada permukaan tanah, yaitu (a)
penangkapan oleh akar ( root interception ),
(b) aliran massa ( mass flow), dan (c) diffusi.
Karena tumbuh memanjang, maka akar akan
menemukan dan bersentuhan dengan unsur
hara. Evapotranspirasi menyebabkan
adanya gerakan lengas tanah menuju
daerah perakaran. Bersama gerakan lengas
tersebut akan terangkut unsur hara ke
permukaan akar. Apabila akar menyerap
hara, maka daerah dekat permukaan akar
kandungan unsur haranya akan menurun.
Hal itu menyebabkan terciptanya perbedaan
( gradient) kadar unsur hara yang menurun
ke arah permukaan akar. Hal tersebut
menimbulkan gerakan unsur hara ke
permukaan akar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar