Senin, 13 Februari 2017

Cara Membuat Alat Tanam Padi Tabela

Beberapa keuntungan dari TABELA:
Mudah digunakan dan tidak diperlukan
keterampilan tinggi
Meningkatkan kecepatan tanam
langsung.
Mengoptimalkan penggunaan bibit padi
dalam proses penanaman langsung.
Dalam proses pembibitan konvensional,
sekitar 40kg bibit padi yang dibutuhkan
untuk 1 ha. Bahwa, hanya ada 25kg benih
padi yang dibutuhkan dengan
menggunakan TABELA.
TABELA hanya membutuhkan
perawatan sederhana. Tidak ada
perlakuan khusus yang diperlukanuntuk
TABELA dan disarankan untuk mencuci
TABELA setelah digunakan. Selain itu,
TABELA dapatdisimpan baik di outdoor
atau indoor.
aman bagi lingkungan dan tidak perlu
biaya tambahan untuk bensin.
Persiapan sebelum Menggunakan TABELA
Ada beberapa pengobatan untuk benih padi
sebelum dapat digunakan untuk penanaman
langsung. Salah satu yang paling mudah dan
umum diterapkan di Ranteleda adalah untuk
menenggelamkan bibit padi ke dalam air
selama 1 atau 2 malam.
Perawatan ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
Untuk Memisahkan Gabah Hampa
Dengan merendam benih padi ke dalam air, biji
padi akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok mengambang dan kelompok
cekung. Semua butir cekung dapat diambil
biji-bijian sepenuhnya matang dan siap untuk
digunakan dalam metode tanam langsung.
Sedangkan semua butir mengambang
yang terdiri dari biji-bijian yang kosong harus
diambil keluar.
Untuk Mempercepat Perkecambahan
Menurut pengalaman di negara-negara tropis,
benih padi akan mempercepat perkecambahan
setelah mereka terendam selama 2 hari ke
dalam air.
Cara TABELA bekerja
1. Masukkan bibit padi ke dalam lubang
di pipa utama Setiap lubang bisa
menyimpan 0,5 kg bibit padi. Ada 4
lubang di pipa utama, sehingga benar-
benar 2kg bibit padi di TABELA.
2. Tutup lubang dengan sabuk karet.
3. Kemudian, TABELA siap untuk
beroperasi. Untuk pengoperasiannya,
TABELA dapat didorong atauditarik. Setiap
kali TABELA dipindahkan / dioperasikan,
blok kayu kecil yang dipasang pada
bagian bawah TABELA akan membuat
pola bibit untuk menanam bibit padi
4. Akhirnya, sedangkan TABELA membuat
pola pembibitan, roda membuat pipa
utama berputar yang secara otomatis
akan turun beberapa biji padi melalui
keutuhan di pipa utama .
TABELA memiliki konstruksi sederhana
dan dapat dengan mudah untuk ditangani oleh
petani. Selain itu, bahan untuk TABELA
terutama dari kayu yang mudah untuk
didapatkan dan terjangkau bagi petani.
Ini adalah bahan baku yang dibutuhkan untuk
TABELA:
1. Kayu papan
2. Batang
3. Pipa saluran
4. Karet ikat pinggang
5. Konstruksi tol: paku, palu, gergaji,
cangkul, meteran dll
Dampak Teknologi
TABELA telah digunakan oleh sebagian
kelompok tani Ranteleda. Selain itu dapat
mempercepat proses penanaman langsung,
TABELA juga dapat mengoptimalkan
penggunaan benih padi dalam budidaya padi.
TABELA diperkenalkan sebagai teknologi
sederhana, terbuat dari mudah untuk
menemukan bahan-bahan dan tidak ada
keterampilan tinggi diperlukan untuk
membangun itu. Dengan kata lain, dapat
ditangani dengan mudah oleh petani.
Akhirnya, Hal ini dibuktikan bahwa TABELA
dapat memaksimalkan produktivitas
petani yang efesien, memberikan kualitas
beras yang baik, dan akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan petani

Minggu, 12 Februari 2017

Pertanian Indonesia Dulu, Kini dan Nanti

“Jangan sekali-kali melupakan
sejarah” sebuah kalimat yang
seharusnya patut kita aplikasikan saat
ini. Sebuah kalimat dari Sang
Plokamator Kemerdekaan Soekarno
dalam sebuah orasinya. Pertanian
Indonesia dulu, kini dan nanti.
Pertanian merupakan kebudayaan yang
pertama kali dilakukan oleh manusia
sejak kelangsungan hidup menjadi
susah akibat semakin menurunnya
sumber pangan di alam bebas yang
terus menerus dimanfaatkan oleh
manusia tanpa adanya budidaya dan
pertambahan manusia yang semakin
meningkat. Pertanian adalah kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan
bahan pangan.
Pertanian merupakan sektor yang
penting dan berpengaruh dalam
perekonomian Indonesia. Para
pengusaha yang berbisnis di bidang
pertanian pun memiliki tujuan tertentu.
Mereka memilih berbisnis dibidang
pertanian bukan semata-mata hanya
karna menyukai pertanian, melainkan
karena pertanian memiliki peluang
untung yang besar.
Pertanian di Indonesia berkembang
sesuai dengan pengetahuan masyarakat.
Bercocok tanam secara berpindah-
pindah yang pertama kali dilakukan.
Kemudian berkembang menjadi sistem
pertanian tradisional, dimana dalam
penerapannya menggunakan pupuk
organik tidak menggunakan pupuk
kimia dan pestisida, sehingga
produktifitasnya masih rendah. Dari
sistem pertanian tridisional kemudian
berkembang menjadi sistem pertanian
konvensional. Revolusi hijau
merupakan salah satu perkembangan
pertanian konvensional. Produksi
tanaman semakin meningkat, akan
tetapi dengan adanya revolusi hijau
lingkungan menjadi rusak akibat dari
pemakaian bahan kimia sehingga sangat
merigukan. Kemudian berkembang
menjadi pertanian berkelanjutan yang
berbasis agroekologi.
Seiring berjalannya waktu, teknologi
semakin berkembang dengan pesat.
Segala sesuatu akan lebih efisien apabila
menggunakan teknologi. Selain dapat
menghemat waktu, teknologi juga bisa
membuat perkerjaan lebih cepat
terselesaikan. Perkembangan terus
menunjukan perubahan yang pesat.
Tampak sekali saat ini perbedaan dari
zaman dahulu dan sekarang contohnya
pada sektor pertanian. Zaman dahulu
kita masih menggunakan segala
sesuatunya dengan sederhana untuk
bercocok tanam, tetapi sekarang
bercocok tanam pun bisa dilakukan
dengan menggunakan teknologi.
Pertanian Subsisten ke Arah
Agribisnis
Pertanian subsisten hanya bisa
memenuhi kebutuhan minimal petani
oleh sebab itu pertanian subsisten
secara bertahap akan digantikan ke
arah agribisnis karena secara luas
pertanian akan dikuasai oleh
perusahaan agribisnis yang bermain
secara skala besar. Perusahaan besar
seperti Cargil, Syngenta, Marubeni dan
lainnya kini sudah sangat mendunia
dengan perusahaan berbasis pertanian.
Saat ini sangat banyak sekali
perusahaan berbasis pertanian yang
sangat bagus dan besar dari berbagai
macam negara. Itulah faktor yang
mendukung pergeseran pertanian
subsisten ke arah agribisnis.
Pertanian Berbasis Teknologi dan
Bioteknologi
Pertanian berbasis teknologi dan
bioteknologi dapat kita lihat pada masa
kini yaitu tanaman transgenik.
Tanaman transgenik adalah tanaman
yang gennya sudah dimodifikasi dengan
menyisipkan gen yang bukan berasal
dari tanaman tersebut, sehingga
tanaman yang kita tanam dapat
menghasilkan tanaman sesuai yang kita
inginkan dengan gen tersebut. Hampir
50% tanaman di amerika adalah
tanaman transgenik, itu artinya
tanaman yang sering kita dapatkan dari
impor sebagian besar juga merupakan
tanaman transgenik. Itu membuktikan
bahwa semakin canggihnya teknologi
saat ini dan teknologi saat ini juga dapat
merubah sistem pertanian menjadi lebih
baik. Ada berbagai macam tanaman
transgenik yang dilakukan antara lain
kacang hijau transgenik, padi
transgenik dan masih banyak yang
lainnya.
Tanaman Vertikultur
Dengan pertambahan penduduk 2%
pertahun pada tahun 2050 diperkirakan
penduduk dunia akan mencapai hingga
8 milyar orang. Semakin bertambahnya
penduduk itu berarti akan bertambah
juga lahan untuk perumahan dimana
mereka akan tinggal. Dengan sistem
bercocok tanam yang sederhana seperti
saat ini akan menyebabkan
penyempitan lahan untuk menanam
suatu tanaman. Itu sebabnya tanaman
verikultur adalah salah satu solusi agar
tanaman dapat tetap tumbuh dengan
hasil yang melimpah disaat lahan yang
semakin berkurang.
Adapun dari sedikit uraian diatas yang
dapat dipahami adalah Akankah
Pertanian Indonesia kedepannya nanti
mampu tetap bertahan dengan semua
perkembangan teknologi yang ada saat
ini dengan sangat cepat? Mengingat
kondisi saat ini, bahwa Pertanian
Indonesia berada pada kondisi yang
memburuk. Ataukah pertanian
Indonesia seharusnya kembali kepada
kejayaan nenek moyang terdahulu?
Dimana pertanian di Indonesia tidak
seperti pertanian yang canggih seperti
saat ini. Tetapi melalui proses dari awal
sesuai dengan perkembangan pola pikir
manusia dari masa primitif hingga masa
sekarang. Entahlah….!!!
Sumber : diambil dari berbagai sumber

Selasa, 07 Februari 2017

7 SERANGGA YANG DAPAT MENJADI SAHABAT PETANI


Serangga kadang mengganggu, merugikan,
bahkan ada yang membawa sumber penyakit.
Tapi banyak juga yang berguna loh, terutama
untuk pertanian. Mau tau apa aja sih serangga
sahabat petani itu ?? Yuuk kita lihat
.
1. Belalang Sembah
Belalang sembah mempunyai kemampuannya
untuk berkamuflase yang sempurna antara
tanaman di kebun. Nimfa serangga ini dapat
bersifat kanibal apabila dalam keadaan sangat
lapar. Belalang sembah merupakan predator
yang dapat memangsa kumbang betina dan
juga ulat.
.
2. Kumbang Koksi
Kumbang koksi merupakan predator pemangsa
serangga yang merugikan tanaman. Mungkin
karena itu petani suka dengan kumbang koksi.
Seekor kumbang bisa menyantap sekitar 50
serangga pemakan tanaman dalam sehari.
.
3. Sayap Jala
Serangga ini berasal dari famili Chrysopidae.
Larva serangga ini adalah predator rakus.
Biasanya larva serangga ini dijuluki "kutu
singa," memangsa puluhan kutu daun dan
beberapa serangga yang memiliki tubuh lunak.
.
4. Tomcat
Predator ini aktif mencari mangsa pada malam
hari. Jenis mangsanya adalah wereng coklat,
wereng hijau, hama putih, wereng punggung
putih. Siklus hidupnya 90-110 hari dan jumlah
telur yang dihasilkan oleh seekor betina
sebanyak 24 butir.
.
5. Laba- laba
Laba-laba aktif mencari dan memburu
mangsanya. Kemampuan memangsa predator
ini terhadap wereng coklat dapat mencapai
10-20 ekor imago/hari. Beberapa jenis mangsa
nya adalah wereng coklat, wereng hijau, hama
putih palsu dan juga lalat bibit.
.
6. Lebah Madu
Jenis serangga yang satu ini juga sangat
bermanfaat untuk membantu para petani di
ladang. Lebah madu ini memiliki banyak bulu di
tubuhnya. Bulu itu lah yang berguna untuk
membantu para petani dalam proses
penyerbukan. Lebah madu ini akan hinggap di
satu bunga sehingga serbuk bunga akan
menempel di bulu-bulunya. Kemudian akan
menghinggapi bunga lain, sehingga terjadi
penyerbukan.
.
7. Tungau pemangsa/ predator
Sebagian jenis tungau adalah predator. Tungau
tersebut mampu memangsa tungau lain, trips
dan kutu putih. Satu tungau dapat memakan 1
sampai 5 nimfa trips per hari. Memang tidak
semua tungau adalah predator. Ada banyak
jenis yang memakan tanaman, dan sebagian
dari jenis-jenis ini merusak tanaman budidaya
hingga merugikan petani. Terdapat juga tungau
parasit dan tungau pengurai.
Naah sekarang udah tau kan serangga yang
bermanfaat untuk petani diantaranya apa aja
Ada juga yang namanya musuh alami,
seperti parasitoid atau predator.

Manfaat Sekam Padi

Suatu pemandangan yang lazim dilihat
disekitar penggilingan padi adalah gunungan
sekam yang makin lama makin tinggi.
Padahal sekam dapat dimanfaatkan untuk
industri bangunan dan sebagai bahan bakar
alternatif.
Sebagai bahan bangunan, sekam bisa
dimanfaatkan sebagai hard board, semen
hidraulik, bahan reinforcing karet, industri
detergen, industri silika dan industri mineral.
Hard board sekam mempunyai sifat tahan
air, tahan api dan anti rayap, sehingga
dapat digunakan untk bagian dalam atau
bagian lura rumah. Pencampuran abu
sekam dengan 20-30% kapur dapat
menghasilkan semen hidraulik untuk
pembuatan bata tahan asam. Bahan
reinforcing karet dapat dibuat dengan
mencampurkan 50-100 bagian abu sekam
dengan 100 bagian karet sintetik styrene
butadiene rubber (SBR).  Abu sekam dapat
direaksikan dengan larutan NaOH untuk
menghasilkan natrium silikat yang dapat
digunakan sebagai filler dalam pembuatan
sabun dan detergen. Sekam padi setelah
dipurifikasi, kadar silika (SiO ) hingga 95%,
dapat digunakan sebagai filler dalam industri
makanan, kertas, cat, kosmetik, pasta gigi,
dan karet. Absorben dari sekam memiliki
kegunaan yang luas di industri pemurnian
air, minyak dan lemak, dan pengeringan
udara.
Sekam kering dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar alternatif untuk skala rumah
tangga, industri rumah tangga dan
pengeringan gabah. Selain itu, sekam juga
bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar
dalam bentuk arang sekam atau briket
arang sekam. Sekam dapat digunakan
sebagai bahan bakar tungku api tradisional,
atau kompor sekam untuk keperluan rumah
tangga atau industri rumah tangga (kecil)
seperti pengrajin tahu dan tempe. Untuk
skala yang agak besar sekam juga bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pengering gabah yang tidak tergantung
listrik ataupun solar. Arang sekam dapat
dibuat dengan cerobong kapasitas 15 kg/
jam, yaitu dengan meletakkan sekam kering
di sekitar cerobong yang di dalamnya sudah
diberi bara api. Bara api tersebut akan
membakar sekam dengan api mininum,
sehingga akan terbentuk arang sekam.
Selain dapat digunakan langsung, arang
sekam tersebut dapat dibuat briket dengan
peralatan sederhana yang terbuat dari
bambu dengan diameter 10 cm dan tinggi 7
m.

Serangga vektor / pembawa benih penykit *Virus*. pd tanaman

1. Kutu kebul ( _Bemisia  tabaci_  )
2. Kutu daun ( _Myzus persicae_ )
3. Kutu penggerek daun ( _Thrips, sp_ )
4. Kutu penghisap daun ( _Aphis sp_ )
5. Kepik ( _Nezara viridula_ )
6. Kutu daun ( _Cyrtopeltis tenuis_ )
7. Pencucuk penghisap ( _Nilaparvata lugens_  )

*Himbauan/Saran keras* ☝:

Agar tidak menimbulkan datangnya serangga vektor virus dilahan anda, mohon tidak mnggunakan Pestisida yg mngandung bahan aktif : *Piretroid Sintetis*  (peritrum) misal : Alfa sypermetrin, Beta sypermetrin, betasiflutrin, dll..yg belakang trtulis.... *trin* ) krn pd konsentrasi trtentu besifat *Stimulan*  atau justru mngundan serangga² vektor virus trsebut.

*Prinsip*
Virus akan hidup & merusak dipucuk² tanaman yg mngandung *zat tumbuh*, yg disebut _*Auksin*_ atau *IAA* (Asam Indolasetat) / *C101H9O2N*  yg mngadung _*Protein tinggi*_.

⛳ *TEKNIK PEMULIHAN TANAMAN YG TERINFEKSI VIRUS*  :

1. Lakukan penyemprotan dgn *PGPR* ( _plan growth rizobacteria_ ) dgn cara mmbuat sndiri.

2. Penyemprotan dgn *susu murni segar*

3. Penyemprotan dgn *Zat Pengatur Tumbuh* (ZPT), brbahan aktif :

*Naphtalene acetamida (NAD) 0,067%, metil 1 Naphthalene acetamida (m-NAD) 0.013 %. Metil 1 Napthalene Acetic Acid (MNAA) 0.003%, Indol Butyric Acid (IBA) 0,057% dan thyram 4 %*

Dengan ketekunan & kedisiplinan anda, niscaya tanaman akan pulih kembali, ditandai dgn _*Tumbuhnya tunas baru & daun yg* _Khlorosis_   _*brangsur rontok, diganti dgn daun yg baru & sehat*_

doc :  *Lembaga Riset Pertanian Mandiri*