Minggu, 19 Juni 2016

Cara menghitung PPM jika tidak punya TDS Meter

Cara menghitung PPM jika tidak punya TDS
Meter.
Anda bisa menghitungnya dengan memakai
Ukuran standar baku dari Nutrisi AB Mix anda.
Nutrisi AB Mix yang bagus, Peracik nya akan
mencantumkan PPM Baku nya.
Contoh untuk Merk Ijo buatan Om Toni PSM,
seperti foto di bawah:
Silahkan anda perhatikan foto diatas, pada
bungkus B, di sebelah kanan.
Silahkan di klik untuk gambar lebih besar.
disana ada tulisan:
"Campuran A dan B dalam 100 Liter
bernilai kurang lebih EC = 2.0 / 1.000 ppm "
Disini berarti dengan campuran 5mL A + 5mL
B + 1 Liter , akan di dapatkan sekitar 1 Liter Air
Nutrisi bernilai EC 2.0 uS atau kalau dalam
PPM bernilai 1.000 ppm.
Jika ingin mendapatkan 500 ppm dalam 1 Liter
Air, tinggal di bagi 2 saja Larutan A dan B nya,
Yaitu 2,5mL A + 2,5mL B + 1 Liter Air , akan di
dapatkan sekitar 1 Liter Air Nutrisi bernilai 500
ppm.
Jika ingin mendapatkan 200 ppm dalam 1 Liter
Air, tinggal di bagi 2 saja Larutan A dan B nya,
Yaitu 1mL A + 1mL B + 1 Liter Air , akan di
dapatkan sekitar 1 Liter Air Nutrisi bernilai 200
ppm.
Semoga bisa paham. ^_^

Tabel untuk ukuranPPM dan PH Hidroponik

Tabel untuk ukuran PPM dan PH
Hidroponik

Kali ini saya kasih Update tentang informasi
ukuran / takaran PPM dan PH buat Tanaman
Hidroponik.

Pada saat Musim Hujan, Tanaman mem butuh
kan PPM/Ec lebih banyak, jadi silahkan di set
ke PPM/Ec tertinggi .
Sebaliknya saat Musim Panas , tanaman mem
butuh kan PPM/Ec Sedikit, karena tanaman
lebih banyak menyerap Air dan menguapkan Air
lewat Daun nya, maka PPM/Ec sebaiknya di
set terendah .

Kamis, 02 Juni 2016

Hal penting yang di butuhkan dalam ber tani secara Hidroponik

Pertumbuhan tanaman di Sistem Hidroponik itu
di pengaruhi oleh:
1. Kehendak Tuhan, Jangan lupa untuk selalu
berdoa, karena Petani itu hanya bisa berusaha
merawat dan memberikan kebutuhan hidup
tanaman, jadi hasil nya itu kehendak Tuhan,
dan kita harus tetap ber syukur jika hasil panen
nya tidak sesuai harapan atau gagal panen.
2. Karbon Dioksida (CO2) , bukan Asap
pembakaran Bahan Bakar itu Karbon
Monoksida (CO).
3. Sinar Matahari yang cukup,
- Usahakan mendapat Sinar Matahari mulai
pagi sampai sore,
- Atau setidaknya usahakan mendapatkan
sinar matahari pagi sampai siang.
4. Nutrisi Hidroponik yang bagus,
- Nutrisi Hidroponik yang banyak beredar
disebut AB Mix, meski ada juga ABC Mix, ABCD
Mix dan cuman satu Mix saja seperti merk Yara
Kristalon.
- Pemilihan Racikan Nutrisi Hidroponik yang
bagus itu penting, dengan banyaknya merk
yang beredar, maka kita harus pandai memilih
merk yang punya resep racikan dan bahan
racikan yang cocok dengan tanaman dan
kondisi lingkungan kita.
- Ada beberapa Merk Nutrisi AB Mix yang
meninggalkan Redusi/Kotoran Kerak Garam
yang lama lama bisa merusak Sistem dan
menyumbat selang selang, Lalu ada juga yang
membuat pH tidak stabil jadi harus sering cek
dan menstabilkan pH setiap pagi, siang dan
sore.
Dan ada lagi merk yang membuat tanaman
daun nya menguning, pertumbuhan kurang
bagus, dst.
- Akan lebih baik jika anda meracik dan
melakukan percobaan dengan nutrisi sendiri,
karena anda bisa menyesuaikan dengan
kondisi iklim lingkungan, air baku dan tanaman
anda.
- Anda yang masih kelas Hobi atau Kebun
kecil, bisa juga mencoba beberapa Merk dan di
coba sendiri, sekarang banyak yang beredar
dan paket ekonomis yg bisa di pilih.
Lebih baik lagi kalau mendapat saran atau
testimoni dari banyak sumber, dan lebih baik
kalau mereka dari satu daerah, alasanya setiap
daerah punya Air Baku dan Iklim yang berbeda
beda yang bisa mempengaruhi hasil dari Nutrisi
AB Mix.
5. Air Nutrisi yang bagus ,
- Air Nutrisi sebaiknya menggunakan Air Baku
yang bagus ( Soft Water), jika perlu anda
saring/filter air nya agar besih dari garam,
kapur, zat besi yg berlebihan, dst ( jangan
memakai Air payau, Air yang banyak Kapur nya,
dst )
Gunakan Air Baku ( Soft Water ) dengan Nilai
TDS antara 0 - 180 ppm, jangan memakai di
atas 180 ppm, karena ini masuk kategori Hard
Water, ini bisa membuat pH tidak stabil.
Jika Nilai PPM Tinggi, maka di dalam Air Baku
ada kemungkinan mengandung unsur unsur
yang bisa mengacaukan pH dan akhirnya akan
mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Menjaga pH Air Nutrisi pada kisaran 5,5
sampai 6,5 ( Tabel pH untuk beberapa
tanaman )
- Menjaga Suhu air di jaga di kisaran 25
celcius, Suhu Air nutrisi yang Hangat bisa
menyebabkan panthogen hidup di Air Nutrisi
( contoh Pythium ) dan menyebabkan
berkurangnya Kadar Oksigen terlarut yang di
butuhkan akar tanaman.
6. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) yang
banyak,
- Air Nutrisi usahakan mempunyai Kadar
Oksigen terlarut (D.O.) yang banyak, jika perlu
tambahkan Mesin Oksigen , Mesin Aerator + Air
Stone atau memakai Sistem Hidroponik yang
bisa memberikan Oksigen Terlarut yang
banyak.
- Kadar Oksigen Terlarut di pengaruhi Suhu Air,
pada Suhu Air Nutrisi 10 C jumlah D.O. ada di
kisaran 13 ppm, pada 20C ada di kisaran 9
ppm dan pada 30C hanya kisaran 7 ppm.
- Jika Suhu Air Panas, maka jangan
menggunakan Sistem NFT/DFT yang Panjang,
karena dalam perjalanan D.O. akan habis,
sehingga tanaman tidak tumbuh merata.
- Jika tanaman kekurangan Oksigen Terlarut
dalam jangka panjang, maka tanaman akan
Stress (akar akan mengeluarkan hormon
ethylene) sehingga mudah di serang Pythium
(Penyebab Busuk Akar), Daun menjadi kuning,
Tangkai daun menjadi layu, pertumbuhan
melambat karena mengganggu sehingga panen
bisa menurun atau gagal
7. Suhu Lingkungan yang ideal
- Tergantung jenis tanaman, tapi ada di kisaran
antara di 20 - 30 C,
- Suhu Lingkungan maksimal di 43 C,
tergantung jenis tanaman juga.
- Meski suhu lingkungan panas, air nutrisi
harus tetap dijaga agar dingin pada suhu di
kisaran 25 C.
8. Kualitas Benih yang bagus ,
- Jangan menyimpan benih sembarangan,
usahakan di simpan di tempat dingin, saya
sarankan di simpan dalam kulkas, tapi bukan di
freezer.
- Dan usahakan beli benih pack yang kemasan
pabrik,
- Jangan membeli/memakai benih yang sudah
kadaluwarsa,
- Beberapa merk benih punya kekurangan dan
kelebihan tersendiri, jadi jangan heran jika
menanam tanaman yang sama hasil bisa beda
dengan di kebun orang lain.
9. Perawatan yang baik, lalu Kesabaran dan
telaten ,
- Perawatan dengan Pembersihan dan
Sterilisasi Sistem Hidroponik dan Tandon itu
penting, agar tanaman bisa tumbuh dengan
sehat.
- Menanam secara Hidroponik tidak semudah
yang anda bayangkan, untuk dapat hasil yang
bagus kita harus merawatnya dengan sabar
dan telaten, kalau anda hanya kurang sabar
dan telaten, sebaiknya jangan menjadi Petani,
karena anda pasti menyerah di tengah jalan
saat menghadapi capek nya menyemai ,
memindah tanam, membersihkan sistem &
tandon, menghadapi panen jelek, menghadapi
gagal panen, dst
- Kesabaran dan Telaten itu penting, karena
Petani harus Merawat Semaian, Memindahkan
tanaman, membersihkan sistem,
membersihkan tandon, memberikan air nutrisi
jika berkurang, Memperhatikan tanaman apa
ada yang di serang penyakit & hama, dst
Jangan hanya tergiur dengan Hasil Panen yang
banyak dan Uang hasil penjualan yang banyak,
karena di Pertanian tidak se Indah dan
Semudah yang anda Bayangkan.
Sumber.(petaniteguh.)

Teknologi Persemaian Padi Sistem Kering

Teknologi persemaian padi sistem kering
adalah teknologi persemaian dalam kotak
semai plastik yang dilapisi filter berupa kertas
koran. Keuntungan menerapkan teknologi
sistem persemaian ini di antaranya; tidak perlu
melakukan pengolahan tanah dan daut
(pencabutan), hemat lahan dan air, sesuai
untuk lahan garapan yang sempit (<1000 m2),
pemeliharaan mudah dan efisien serta biaya
lebih murah dibandingkan teknologi
persemaian padi sawah secara konvensional
atau persemaian basah.
Langkah awal untuk membuat persemaian
kering adalah menyiapkan kotak semai berupa
kotak plastik berukuran 40x30x3 cm. Kotak
plastik dilubangi 4 titik pada dasar kotak
kemudian dilapisi kertas koran. Kertas koran
berfungsi sebagai filter untuk mengatur air
infiltrasi dan kelembaban dalam kotak semai.
Setelah dilapisi kertas koran pada kotak
plastik, selanjutnya masukkan tanah/media
tanam ke dalamnya. Media tanam yang
digunakan berupa tanah gembur yang kaya
unsur hara.
Setelah media tanam disiapkan, benih
disebarkan secara merata dan ditutup lagi
dengan media tanam yang sama setebal ±1cm,
kemudian disiram air sampai menetes melalui
keempat lubang tersebut. Pada umur 7 hari
setelah semai bibit padi sudah muncul (vigor).
Penyiraman dilakukan 2 hari sekali sampai
umur 7-12 hari. Pada umur 13-15 hari disiram
setiap hari pada sore hari. Bibit padi siap
ditanam di sawah pada umur 15 hari. Untuk
persemaian padi dalam jumlah besar
diperlukan rumah bibit yang dilengkapi rak-rak
yang disusun secara bertingkat.
Manfaat teknologi persemaian ini antara lain
persemaian dapat dilakukan di luar areal
produksi, hemat kebutuhan benih (±10 kg/ha),
hemat lahan dan air, mengurangi resiko
kegagalan karena banjir, serangan OPT,
pertumbuhan bibit lebih cepat, dan sapat
mengikuti percepatan musim tanam. Selain itu,
perlakuan benih dapat dilakukan pada tanah
kahat Zn, tanaman dan tidak mengalami stres.
Dengan cara ini juga tidak dibutuhkan tenaga
kerja untuk cabut, serta menguntungkan bagi
pemilikan lahan sempit. Pengalaman petani,
teknik ini dapat mempercepat tanam 10-15
hari dibandingkan dengan sistem persemaian
basah, dan kelayakan finansialnya cukup tinggi
yaitu benefit cost ratio (B/C) adalah 2,66. (
yogya.litbang.pertanian.go.id/)

Pengendalian Tikus Secara Kimiawi

Pengendalian Tikus Secara
Kimiawi
Pengendalian kimiawi merupakan pilihan
terakhir dalam pengendalian tikus.
Pengendalian ini dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat
membunuh tikus atau dapat menganggu
aktivitas tikus, baik aktivitas untuk makan,
minum, mencari pasangan maupun reproduksi.
Secara umum pengendalian dengan cara
kimiawi dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
1. Rodentisida. Rodentisida atau
umpan racun merupakan
teknologi pengendalian tikus
yang paling banyak dikenal
dan digunakan oleh petani untuk
membunuh tikus sawah.
Rodentisida yang dipasarkan
pada umumnya dalam bentuk
siap pakai, atau mencampur
sendiri dengan bahan umpan.
Rodentisida digolongkan menjadi
racun akut dan antikoagulan.
Racun akut dapat membunuh
tikus langsung di tempat
setelah  makan  umpan, sehingga
dapat menyebabkan tikus jera.
Sedangkan rodentisida
antikoagulan akan menyebabkan
tikus mati setelah lima hari
memakan umpan dengan dosis
yang cukup sehingga tidak
menyebabkan jera umpan.
Keberhasilan pengumpanan
rodentisida sangat dipengaruhi
oleh waktu pengumpanan, jenis
umpan dan penempatannya.
Waktu yang tepat untuk
pengumpanan adalah ketika di
lapangan sudah tidak ada lagi
pakan padi (bera) sampai padi
vegetatif.
2. Fumigasi. Bahan fumigan yang
sering digunakan oleh petani
sampai saat ini adalah asap
belerang dan karbit. Penggunaan
emposan asap belerang
merupakan cara pengendalian
tikus yang efektif, mudah
diaplikasikan dengan biaya
murah.Teknik tersebut
merupakan teknik untuk
membunuh tikus sawah di dalam
sarang dan dapat dilakukan
kapan saja atau pada periode
bera dan saat pertanaman padi.
Namun pengemposan yang
paling efektif adalah dilakukan
pada saat padi generatif, yaitu
ketika tikus sawah sedang
beranak di dalam sarang. Teknik
tersebut dapat membunuh anak
tikus bersama induknya di dalam
sarang. Jenis fumigasi lainnya
yang dapat dipakai adalah
“tiram” dengan menggunakan
teknik asap kembang api dengan
bahan aktif belerang. Tiram
dimasukkan ke dalam sarang
tikus dan dinyalakan sumbunya,
maka asap belerang akan keluar
dan dapat membunuh tikus.
3. Repellant. Repellent adalah
bahan untuk menolak atau
membuat tikus tidak nyaman
berada di daerah yang
dikendalikan. Penggunaan
repellent di lapangan untuk
mencegah/mengusir tikus sawah
masih jarang digunakan, karena
hanya bersifat mengusir dan
tidak membunuh tikus. Beberapa
bahan alami nabati seperti akar
wangi diduga mempunyai efek
repellent terhadap tikus, namun
masih diperlukan penelitian yang
lebih intensif.
4. Antifertilitas. Pemandulan tikus,
baik tikus jantan maupun tikus
betina dapat digunakan untuk
pengendalian tikus. Cara ini
mempunyai prospek baik karena
tikus sawah mempunyai
perkembangbiakan yang cepat
dan jumlah anak yang banyak
dalam setiap kelahiran. Beberapa
jenis bahan kimia yang
digunakan untuk pemandulan
manusia juga dapat digunakan
untuk memandulkan tikus
sawah. Kesulitan dalam
penggunaan bahan
antifertilitas di lapangan pada
umumnya menyangkut dosis
umpan yang dikonsumsi tikus
sawah kurang cukup (subdosis)
sehingga tikus yang
mengkonsumsi bahan
antifertilitas tersebut tidak efektif
menjadi mandul. Ekstrak minyak
biji jarak (Richinus communis)
telah diteliti juga dapat
digunakan sebagai rodentisida
dan antifertilitas nabati.
(litbang.pertanian.go.id)