Selasa, 01 Desember 2015

Keracunan Besi (Fe) pada Tanaman Padi

Keracunan Besi (Fe) pada Tanaman Padi
Sumber Gambar: http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=801&Itemid=333
Keracunan Fe terjadi pada berbagai jenis tanah, tetapi umumnya di tanah sawah dengan penggenangan terus menerus selama pertumbuhan tanaman. Ciri-ciri umum tempat-tempat yang keracunan Fe adalah drainase yang buruk serta KTK tanah dan kandungan hara makro yang rendah. Tetapi keracunan Fe dapat terjadi pada tanah dengan kisaran pH 4-7.
Tanah yang cenderung menyebabkan keracunan Fe adalah: 1)Tanah dengan drainase buruk di lembah yang menerima aliran air dari lahan masam yang lebih tinggi; 2) Tanah kaolinitik dengan dengan KTK rendah dan sedikit P dan K tersedia; 3) Tanah berliat masam alluvial atau koluvial; 4) Tanah Sulfat masam muda dan 5) Tanah gambut masam dataran rendah atau dataran tinggi.
Mekanisme Keracunan Fe.
Keracunan besi disebabkan terutama oleh penyerapan Fe secara berlebihan karena konsentrasi Fe yang yang besar dalam larutan tanah. Bibit padi yang baru ditanam dapat terpengaruh oleh banyaknya akumulasi Fe2+ segera setelah penggenangan. Namun dalam tahap pertumbuhan selanjutnya, penyerapan Fe yang berlebihan dapat meningkatkan permeabilitas akar dan memperkuat reduksi Fe microbial dalam rizosfer. Penyerapan Fe yang berlebihan menyebabkan daun berwarna perunggu.
Banyaknya Fe dalam tanaman dapat menyebabkan tanaman keracunan (fitotoksisitas). Keracunan Fe berkaitan dengan stress hara berganda, yang menurunkan daya oksidasi akar. Kemudian karat hitam Fe sulfide yang merupakan indikasi diagnostic kondisi reduksi berlebihan dan keracunan Fe dapat terbentuk pada permukaan akar.
Gejala keracunan Fe dan pengaruhnya pada pertumbuhan.
Gejala yang terlihat pada tanaman padi yang keracunan Fe adalah terjadi bercak-bercak kecil coklat pada daun bagian bawah mulai dari ujung, atau seluruh daun berwarna kuning kemerahan hingga coklat. Disamping itu terjadi lapisan hitam pada permukaan akar. Kandungan Fe dalam tanaman yang keracunan pada umumnya tidak terlalu tinggi, namun bergantung pada umur tanaman dan status hara secara umum. Pada tanah dengan status kesuburan yang rendah dan pasokan hara tidak cukup berimbang, maka ambang kritis akan lebih rendah.
Pengaruh penggenangan pada keracunan Fe.
Konsentrasi tinggi Fe2+ dalam tanah dapat mengganggu penyerapan K dan P, dan ini terjadi pada 2-4 minggu setelah penggenangan. Di bawah kondisi reduksi yang kuat, produksi H2S dan FeS dapat berperan dalam keracunan Fe dengan melemahkan daya oksodasi akar.
Oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ akibat dilepaskannya oksigen oleh perakaran menyebabkan pemasaman dalam rizosfer padi dan membentuk lapisan kecoklatan pada perakaran.
Penyebab keracunan Fe.
Keracunan Fe dapat terjadi karena berbagai hal, diantaranya: 1) tingginya konsentrasi Fe 2+ dalam larutan tanah karena kondisi reduksi yang kuat dalam tanah dan atau pH rendah; 2) Status hara tanaman rendah dan tidak seimbang. Lemahnya oksidasi perakaran dan daya pengeluaran Fe2+ yang buruk karena kahat P, Ca, Mg, atau K; 3) daya pengeluaran Fe yang buruk karena di rizosfer ada akumulasi bahan-bahan yang menghambat respirasi seperti asam organic , H2S, dan Fe S; 4) pemberian bahan organic yang belumterurai dalam dalam jumlah banyak; 5) Pasokam Fe secara terus menerus ke dalam tabah dari air tanah ataunrembesan dari bukit-bukit dan 6) Pemberian air buangan dari kota atau industri yang banyak mengandung Fe.
Pencegahan keracunan Fe.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah keracunan Fe adalah: 1) dengan menanam varietas yang tahan terhadap keracunan seperti Varietas Banyuasin, Lamber, dan mendawak; 2)Pada daerah beriklim sedang dengan cara tanam benih langsung, lapisi benih dengan oksidan (misalnya Ca Peroksida, 50-100% bobot benih) untuk memperbaiki perkecambahan dan pertumbuhan bibit dengan menaikkan pasokan O2; 3) Dengan Pengelolaan tanaman, yaitu dengan menunda penanaman hingga berlalunya masa puncak konsentrasi Fe2+ (misal tidak kurang dari 10 hari setelah penggenangan; 4) Dengan pengelolaan air, dengan menggunakan irigasi berselang dan menghindarkan penggenangan terus menerus di lahan berdrainase buruk yang mengandung konsentrasi tinggi Fe dan bahan organic; 5) Pengelolaan pupuk, yaitu dengan menyeimbangkan pemupukan NPK atau NPK dan kapur untuk menghindarkan stress hara. Berikan kapur untuk tanah masam, dan jangan berikan bahan organik secara berlebihan ke tanah yang mengandung banyak Fe dan bahan organik atau bila drainase buruk; 6) Pengelolaan tanah dengan melakukan pengolahan tanah kering setelah panen padi untuk meningkatkan oksidasi Fe selama masa bera.
Perlakuan kerarunan Fe.
Strategi pencegahan untuk mengatasi keracunan Fe adalah : 1) Berikan pupuk K,P, Mg tambahan; 2) Campurkan kapur di lapisan tanah atas untuk menaikkan pH tanah; 3) Lakukan drainase tengah musim untuk membuang Fe2+ yang terakumulasi. Di pertengahan pembentukan anakan (25-30 hst/HSS) keluarkan air dari lahan, jangan digenangi namun tetap lembab selama sekitar 7-10 hari untuk memperbaiki pasokan oksigen selama pembentukan anakan. (Sri Wijiastuti, Penyuluh Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian, BPPSDMP).
Sumber: Padi. Panduan Praktis Pengelolaan Hara. Edisi 2007. Penyunting: Thomas Fairhurst, Christian Witt, Roland Buresh dan Achim Dobermann.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar