Jumat, 09 Oktober 2015

Kisah Petani

Renungan buat keluarga dan anak pertama yang jadi petani

Copas cerita dr Rektor UNS

Waktu itu saya dalam perjalanan dari Jogya ke Jakarta naik pesawat.
Karena keberangkatan pesawat ditunda 1 jam saya menunggu di in HB kafetaria bandara Adisucipto sekedar minum kopi.

Di depan saya duduk seorang ibu sudah agak tua, memakai pakaian Jawa tradisional kain batik dan kebaya, wajahnya tampak tenang dan keibuan.

Sekedar mengisi waktu, saya mengajaknya bercakap-cakap.

"Badhe tindak Jakarta, Bu". (mau pergi ke Jkt, bu ?)
"Inggih nak, namung transit ing Cengkareng lajeng dhateng Singapura."
(Iya nak, hanya transit di cengkareng terus ke Singapura)

"Menawi kepareng nyuwun pirsa, kagungan perlu menapa ibu tindak Singapura ?"
(Kalau boleh, mau bertanya, ada keperluan apa ibu pergi ke Singapura ?)

"Tuwi anak kula ingkang nomer kalih Nak. Semahipun nglairaken wonten ngrika lajeng kula dipun kintuni tiket lan dipun urusaken paspor langkung Biro Perjalanan. Dados kula kantun mangkat boten sisah repot ngurus menapa-menapa".
(Menengok anak saya yang nomor dua nak, istrinya melahirkan di sana terus saya diberi tiket dan diuruskan paspor melalui biro perjalanan. Jadi saya tinggal berangkat tanpa susah mengurus apa-apa)

"Ingkang putra ngasta wonten pundi Bu ?"
(Puteranya kerja dimana, bu ?)
"Anak kula menika Insinyur Perminyakan, nyambut damel wonten Perusahaan Minyak Asing, samenika dados Kepala Kantor Cabang Singapura."
(Anak saya ini insinyur perminyakan, kerja di perusahaan minyak asing, sekarang kadi kepala kantor cabang Singapura)

"Putra sedaya pinten, Bu ?"
(Berapa anak ibu semuanya?)
"Anak kula sekawan Nak, jaler tiga, estri setunggal. Menika wau anak kula nomer kalih. Ingkang nomer tiga ugi jaler, Dosen Fakultas Ekonomi Gadjah Mada, samenika saweg mendhet Program Doktor wonten Amerika. Ingkang ragil estri, dados dokter spesialis. Anak, semahipun ugi dokter Ahli Bedah lan dosen wonten Fakultas Kedokteran Airlangga Surabaya."
(Anak saya ada 4 nak, 3 laki2, 1 perempuan. Yang ini tadi anak nomer 2. Yang nomer 3 juga laki2, dosen fakultas ekonomi UGM, sekarang lagi ambil program doktor di Amerika. Yang bungsu perempuan jadi dokter spesialis anak. Suaminya juga dokter, ahli bedah dan dosen di universitas Airlangga Surabaya)

"Menawi putra mbajeng.?"
(Kalau anak sulung?)

"Piyambakipun tani, Nak. Manggen ing Godean nggarap sabin tilaranipun swargi bapakipun".
(Dia petani, Nak. Tinggal di Godean, menggarap sawah warisan almarhum bapaknya).

Saya tertegun sejenak lalu dengan hati-hati saya bertanya ;

"Temtunipun Ibu kuciwa kaliyan putra mbajeng nggih Bu. Kok boten sarjana kados rayi-rayinipun."
(Tentunya ibu kecewa kepada anak sulung ya bu. Kok tidak sarjana spt adik-adiknya).

"Babarpisan boten,Nak. Kita sedaya malah ngurmati piyambakipun. Kanthi kasil saking sawahipun, piyambakipun ngragadi gesang kita sakulawarga lan nyekolahaken rayi-rayinipun sedaya ngantos rampung sarjana".
(Sama sekali tidak, nak. Malahan kami sekeluarga semuanya hormat kepada dia. Dari hasil sawahnya dia membiayai hidup kami dan menyekolahkan semua adik-adiknya sampai selesai jadi sarjana)

Saya merenung :
"Ternyata yang penting bukan Apa atau Siapa kita, tetapi apa yang telah kita perbuat".


Allah tidak akan menilai apa dan siapa kita tetapi apa "amal-ibadah" kita.

Tanpa terasa air mata mengalir di pipiku...

Catatan :
Mohon maaf untuk yang tidak mengerti bahasa Jawa, dialog dalam kisah diatas saya tulis apa adanya.

*) Cerita Prof Dr Ravik Karsidi Rektor UNS.

Kamis, 08 Oktober 2015

Aplikasi Teknologi Irigasi Sederhana

    Banyak cara bisa dilakukan untuk menyiasati keterbatasan pasokan air akibat kemarau panjang. Berikut ini beberapa teknologi sederhana untuk menyiram tanaman di tengah keterbatasan air.

Irigasi Tetes Botol Plastik

Cara kerja irigasi ini adalah dengan menampung air dalam botol plastik dan mengalirkannya ke tanaman menggunakan tekanan gaya gravitasi melalui lubang yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Aliran air dari botol ke tanaman dibuat menetes, menggunakan tusukan jarum sehingga ketersediaan air dalam botol dapat dimanfaatkan tanaman sesuai dengan kebutuhan. Keuntungan sistem ini,  sedikit menggunakan air, air tidak terbuang percuma, dan penguapan bisa dikurangi, serta menghemat tenaga kerja. Keuntungan lain, air bisa dihemat hingga 50% dibandingkan dengan sprinkler atau penyiram taman sistem semprot. Satu botol ukuran 1,5 liter cukup untuk tiga  hari.

Tetes botol plastik
















Irigasi Gondok
Irigasi sederhana ini diciptakan oleh Rasmi R, peneliti pada Kantor Ketahanan Pangan, Kota Padang. Bahan yang perlu disiapkan adalah kantong plastik ukuran 15 cm X 30 cm, dipotong bagian bawahnya. Setelah bibit siap tanam, buang semua daun untuk mengurangi penguapan, cukup sisakan pucuknya saja. Masukan kantong plastik tadi dari arah pucuk sampai ke pangkal batang, sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Ikatlah ujung plastik bagian bawah dengan kuat agar tidak bocor. Langkah selanjutnya anda dapat mengisi air setengahnya, lalu tarik ke atas sehingga berbentuk lonjong dan ikat yang kuat agar tidak melorot atau bocor. Air ini akan dapat bertahan 3 bulan kalau tidak terjadi kebocoran. Tanaman akan menyerap air ini melalui kulit batang sebelum akarnya berfungsi dengan baik. Dari ujicoba di lapangan daya tumbuh tanaman mencapai 85 %.
Gondok
Irigasi Botol Infus
Penggunaan botol dan selang infus untuk menyiram tanaman sudah sejak lama dilakukan para pecinta tanaman. Prinsip kerjanya adalah dengan sistem irigasi tetes (drip irrigation) memanfaatkan kekuatan grafitasi. Pada bagian infus terdapat bagian yang berfungsi untuk mengatur jumlah cairan yang harus dimasukan ke pasien, ini yang dimanfaatkan untuk mengatur aliran air menuju tanaman. Selain mudah diaplikasikan, teknologi sederhana ini juga murah dan efektif dalam pemeliharaan tanaman buah dan sayuran karena jumlah aliran air bisa diatur. Namun yang perlu diingat, penggunaan botol dan selang infus bekas dari rumah sakit harus mendapat perlakuan ekstra hati-hati. Perlu dilakukan sterilisasi untuk menghilangkan bakteri atau kuman penyakit yang mungkin menempel. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan alkohol 70 persen.
Botol invus
Irigasi Tisu
Irigasi dengan menggunakan kertas tisu merupakan solusi sederhana untuk mengatasi kesulitan dalam menyiram tanaman kesayangan. Dengan menggunakan prinsip kapiler, air dari botol disiramkan ke tanaman melalui kertas tisu yang dipilin seperti tali Meskipun tampak sederhana cara ini efektif untuk memberi asupan air pada tanaman.
Tisu


Irigasi Lodong
Teknik penyiraman ini sangat sederhana karena menggunakan  bambu atau biasa disebut irigasi lodong. Untuk membuat lodong perlu bambu berukuran besar. Potong sepanjang 3 ruas. Buku-buku bambu dibuat tembus kecuali buku paling bawah supaya air dapat masuk dan ditampung di dalamnya. Tapi di salah satu sisi paling bawah bambu dibuat lubang seukuran jarum supaya air dapat menetes keluar. Lodong bambu dipasang berdiri sejajar pohon. Jarak antara pohon dengan lodong kurang lebih 10 cm. Setelah lodong siap, air dimasukkan ke dalamnya. Lodong dari 3 ruas bambu dapat menampung kurang lebih 10 liter. Lalu akan keluar setetes demi setetes. Sepuluh liter air di lodong dapat bertahan selama 3 hari. Selama itu pula, kelembaban tanah di sekitar perakaran pohon dapat terjaga.
Lodong
Irigasi Kendi
Sistem ini cukup sederhana, yakni dengan membenamkan kendi berisi air ke dalam tanah di dekat tanaman. Kendi yang digunakan terbuat dari tanah liat dan bahan lainnya sehingga air yang ada di dalam kendi mampu merembes ke akar tanaman. Kendi diisi air melalui selang yang dihubungkan dengan gentong. Air di dalamnya akan merembes ke tanah di sekelilingnya melalui dindingnya yang dibuat berpori. Kemampuan dinding kendi untuk merembeskan air dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi kebutuhan  tanaman setiap waktu dan dengan memperhatikan pula sifat hidrolika tanahnya.
kendi

Mesin Pemanen Padi

            Musim panen padi telah tiba. Kalau selama ini petani sering dipusingkan dengan kesulitan mendapatkan tenaga kerja untuk memanen padi, sekarang petani memiliki pilihan dengan memanfaatkan teknologi mesin pemanen padi. Di beberapa daerah para petani sudah sangat akrab dengan teknologi ini, bahkan sudah ada perusahaan atau kelompok tani yang menyewakan mesin panen secara komersial.  Namun banyak juga petani yang belum mengenal jenis dan kegunaan mesin pemanen padi. Agar lebih mengenal cara kerja dan karakter masing-masing jenis mesin panen, berikut ini kami sajikan beberapa jenis mesin panen tersebut.
  1. Reaper
Mesin ini  hanya untuk memotong dan merebahkan hasil potongan padi dalam alur panen.  Di antara berbagai jenis reaper manual, tipe tarik adalah yang paling ringan dan praktis. Bila dilengkapi dengan rangka pengumpul, alat ini dapat digunakan untuk mengumpulkan padi dalam dua tarikan pemotongan. Jika padi ditanam pada baris yang teratur, kinerja alat ini bisa 1,5 hingga 2 kali lipat dibandingkan sabit. Karena cara pemakaiannya sambil berdiri, maka kelelahan kerja menjadi lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan sabit. Mata pisau dapat dipergunakan untuk memanen sekitar 0,1 hektar tanpa harus diasah.  Ada juga jenis windrower yang dipasangkan di depan traktor tangan, dan digerakkan oleh mesin traktor tangan tersebut. Pisau pemotongnya dapat berupa tipe rotari (putar) atau gunting. Ada juga mesin reaper yang memiliki mesin penggerak sendiri.
3
22.Binder
Mesin ini berfungsi untuk memotong sekaligus mengikat padi hasil panen. Binder bisa memiliki bagian pemotong untuk satu hingga empat alur tanam, tetapi jenis binder dengan dua alur (lebar potong sekitar 50 cm) lebih populer. Semua binder memiliki motor sendiri (self propelled). Padi yang telah dipotong akan langsung diikat menjadi 1 hingga 2 kg ikatan kemudian direbahkan ke satu sisi yang sama. Binder juga dilengkapi dengan alat yang digunakan untuk menggangkat padi yang rebah sebelum dipotong.  Tali pengikatnya dapat terbuat dari bahan sintetis, serat, jerami atau lainnya. Mesin ini digerakkan oleh motor berbahan bakar bensin berpendingan air. Bagian pemotong biasanya memiliki pisau tipe cutter bar . Kinerja mesin ini berkisar antara 40 hingga 80 menit per 10 are. Bila banyak padi yang rebah,maka kinerjanya akan menurun.
4d3.Combine harvester
Mesin ini berfungsi untuk memotong batang padi sekaligus merontokkan kemudian memasukkan gabah ke dalam karung atau wadah penampung sementara.  Bagian pemotong dari mesin ini hampir sama dengan bagian pemotong binder, namun bagian pengikatnya diganti dengan alat perontok. Setelah gabah dirontokkan jerami bisa dicacah kecil-kecil sepanjang 5 cm dan ditebar di atas lahan, atau diikat dan dilemparkan ke satu sisi untuk kemudian dikumpulkan.  Combine jenis ini tersedia dalam tipe dorong (mini combine) maupun tipe kemudi, yang berukuran lebih besar. Lebar pemotongan bervariasi dari 60 cm hingga 1,5 meter. Karena jauh lebih berat dari pada binder bagian penggerak majunya dibuat dalam bentuk trak karet (full track rubber belt). Kinerja mesin ini bergantung pada jenis dan besarnya mesin. (web.ipb.ac.id)
5

Jumat, 02 Oktober 2015

Irigasi Tetes, Cara Efisien Menyiram Tanaman

irigasitetes
Kegiatan menyiram tanaman di musim kemarau bagi sebagian petani tradisional menjadi rutinitas yang cukup merepotkan. Mulai dari mengambil air dari sumbernya, mengangkut ke kebun, hingga menyiramkan satu per satu pada setiap tanaman. Namun bagi petani yang “melek” teknologi kegiatan menyiram tanaman menjadi hal yang mudah dan praktis, tinggal putar kran maka semua tanaman akan tersiram secara merata. Salah satu cara mempermudah rutinitas penyiraman tersebut adalah dengan sistem irigasi tetes (drip irrigation).
Sistem irigasi ini menggunakan air yang langsung mengalir ke tanaman secara terus menerus sesuai kebutuhan. Irigasi jenis ini terbukti berhasil menyuburkan tanaman di daerah pertanian Israel yang kering. Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan di tiap 15 cm (tergantung jarak tanam). Penyiraman dengan sistem ini biasanya dilakukan dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit. Sistem tekanan air rendah ini ‘menyampaikan’ air secara lambat dan akurat pada akar-akar tanaman, tetes demi tetes. Keuntungan sistem ini, diantaranya sedikit menggunakan air, air tidak terbuang percuma, dan penguapan bisa diminimalisir.
Irigasi tetes tampaknya bisa dijadikan pilihan cerdas untuk mengatasi masalah kekeringan atau sedikitnya persediaan air di lahan-lahan kering. Irigasi tetes pertama kali digunakan di kawasan gurun dimana air sangat langka dan berharga. Pada pertanian skala besar, irigasi tetes cocok untuk sistem pertanian berjajar, untuk buah-buahan, juga sistem irigasi di dalam greenhouse. Irigasi tetes juga menjadi sarana penting di negara-negara maju di seluruh dunia dalam mensiasati pasokan air yang terbatas. Irigasi ini dirancang khusus untuk pertanian bunga-bungaan, sayuran, tanaman keras, greenhouse, bedengan, patio dan tumbuhan di dak. Selain oleh petani tradisional, sistem mikro irigasi ini cocok untuk kebun perkotaan, sekolah, rumahan, operator greenhouse.
Pada dasarnya siapapun yang bercocok tanam yang butuh pengairan yang tepat dan efisien, bisa menggunakan sistem ini. Sistem irigasi tetes cepat dan mudah dirakit. Komponen utamanya adalah pipa paralon dengan dua ukuran yang berbeda. Yang berdiameter lebih besar digunakan sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai pembagi air ke setiap pipa tetes. Pada pipa tetes diberi lubang-lubang untuk meneteskan air ke setiap tanaman dengan jarak sesuai jarak tanam. Untuk mengalirkan air dari sumbernya diperlukan pompa air, yang dilengkapi kran dan saringan air ke pipa utama, serta pipa konektor untuk sambungan. Instalasi sistem perpipaan memang membutuhkan biaya, tapi banyak alternatif yang layak dicoba selain menggunakan pipa-pipa dan pompa. Contoh irigasi tetes yang paling sederhana adalah dengan menggunakan bambu yang dilubangi antar ruasnya atau memanfaatkan botol plastik bekas kemasan air mineral yang diletakkan terbalik.
Dibandingkan dengan sprinkler atau penyiram taman sistem semprot, irigasi tetes jauh lebih efisien. Pada sistem sprilkel diperlukan sebanyak 400 galon air per jam, sementara tanah tidak diberi waktu untuk menyerap air. Hasilnya air lolos di permukaan tanah dan mengakibatkan erosi. Sementara dengan irigasi tetes air bisa dihemat hingga 50%.
Drip irrigation tidak membuang-buang air, tidak menyebabkan erosi dan sedikit air yang menguap. Air memiliki waktu untuk menyerap ke dalam dan secara kapiler ke seluruh area perakaran. Hasilnya, irigasi tetes memiliki efisiensi hingga 95% dibanding sistem sprinkler yang hanya 50% – 65%. Dengan penambahan pengatur waktu (timer) yang diprogram, sistem irigasi mikro ini secara otomatis akan menyiram tanaman dengan jumlah air yang tepat setiap hari sementara anda bisa berleha-leha di rumah atau bisa tenang bepergian. (Dede Suhaya/ www.dripirrigation.ca)

Ebook Pertanian

Salam Pertanian!! Silahkan download secara gratis buku-buku petanian ini. 
DAFTAR ARTIKEL BUKU PERTANIAN:
  1. Cara membuka ebook dan password ; www.gerbangpertanian.com
  2. Budidaya Cabe Merah di luar Musim DOWNLOAD
  3. Aplikasi Solbi Agro pada tanaman cabe DOWNLOAD
  4. Aplikasi Solbi Agro pada tanaman padi DOWNLOAD.
  5. Budidaya Sapi Potong DOWNLOAD.
  6. Budidaya Jeruk DOWNLOAD.
  7. Budidaya Duku DOWNLOAD.
  8. Budidaya Alpukat DOWNLOAD.
  9. Budidaya Cabai Hibrida DOWNLOAD.
  10. Budidaya Jambu Air DOWNLOAD.
  11. Budidaya Lebah DOWNLOAD.
  12. Home Industri Tempe dan Tahu DOWLOAD.
  13. Kumpulan Resep Pertanian Organik I DOWNLOAD.
  14. Kumpulan Resep Pertanian Organik II DOWNLOAD.
  15. Kumpulan Resep pertanian Organik III DOWLOAD.
  16. Membuat Bokhasi dan EM4 DOWNLOAD.
  17. Cara Aplikasi ZPT Organik DOWNLOAD.
  18. Teknologi Pembuatan Kripik Nanas DOWNLOAD.
  19. Tehnik Budidaya Sayuran Secara Hidroponik DOWNLOAD.
  20. Penggolongan Pestisida berdasarkan Fisiko Kimia dan cara Penggunannya DOWNLOAD.
  21. Pestisida Organik Untuk mengendalikan Wereng dan Penggerek Batang DOWNLOAD.
  22. Aplikasi Solbi Agro Pada Tanaman Hias DOWNLOAD.
  23. Budidaya Buah Mentega DOWNLOAD.
  24. Beauveria Bassiana Untuk Mengendalikan Wereng Batang Coklat DOWNLOAD.
  25. Daftar Pestisida Terbatas dan terlarang DOWNLOAD.
  26. Pedoman Budidaya Padi Hibrida DOWNLOAD.
  27. 9 Cara Mengendalikan Hama Tikus Sawah DOWNLOAD.
  28. Cara Membuat Tape Singkong DOWNLOAD.
  29. Biologi dan Morfologi Tikus sawah DOWNLOAD.
  30. Manfaat dan Cara Mengembangkan Bakteri Ampela Ayam DOWNLOAD.
  31. Budidaya Cincau DOWNLOAD.
  32. Budidaya Melon di Lahan Sawah DOWNLOAD.
  33. Budidaya Gandum di Indonesia DOWNLOAD.
  34. Cara Aplikasi Corynebacterium sp DOWNLOAD.
  35. Budidaya Itik DOWNLOAD.
  36. Budidaya Jagung DOWNLOAD.
  37. Budidaya Kangkung Darat Semi Organik DOWNLOAD.
  38. Budidaya Kacang Tanah DOWNLOAD.
  39. Budidaya Kelinci DOWNLOAD.
  40. Pupuk Cair Dari Usus Kambing DOWNLOAD.
  41. Unsur hara Dalam Proses Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman DOWNLOAD.
  42. Buku Petunjuk SRI DOWNLOAD.
  43. Corynebacterium DOWNLOAD.
  44. Mengendalikan Keriting Daun Cabe DOWNLOAD.
  45. Fermentasi Urine Sapi DOWNLOAD.
  46. Teknologi Pembuatan Selai Nanas DOWNLOAD.
  47. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman DOWNLOAD.
Demikian beberapa buku-buku artikel pertanian yang bisa kami sajikan, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.