Selasa, 27 September 2016

Cara Ternak Belut Dalam Drum Bekas

Peminat kebutuhan belut nampaknya tidak pernah
surut, meskipun peternak belut sudah mulai
banyak masih saja belum bisa memenuhi
kebutuhan pasar. Dengan demikian melakukan
ternak /budidaya belut masih memiliki potensi
yang cukup besar.
Meski digolongkan dalam kelompok ikan, belut
berbeda dengan jenis ikan pada umumnya. Belut
biasa hidup di lumpur dengan air yang tidak terlalu
banyak. Kemampuan hidup di lumpur ini karena
belut memiliki 2 sistem pernafasan. Habitat belut
biasa ditemukan dirawa dan sawah, tetapi di sawah
sudah sangat jarang sekali ditemukan, hal ini
karena habitat belut disawah rusak oleh efek
penggunaan pupuk pestisida / pupuk kimia yang
berlebihan.
Seperti pada budidaya ikan pada umumnya, ternak
belut juga dibagi menjadi 2, pembibitan dan
pembesaran untuk konsumsi. Dalam melakukan
budidaya belut bisa menggunakan kolam semen
atau kita bisa memanfaatkan drum bekas sebagai
pengganti kolam. Baik dengan kolam semen
maupun kolam drum proses atau cara budidaya
sama hanya tempat / media budidayanya saja
yang berbeda.
Cara Ternak Belut Dalam Drum
Menyiapkan kolam budidaya
belut
Metode ternak belut dengan drum ini tergolong
dalam semi permanen. Selain menggunakan drum
dalam budidaya belut secara semi permanen bisa
juga memanfaatkan tong, kontainer plastic atau
kolam terpal. Tentu saja dengan menggunakan
drum tidak seawet menggunakan kolam tembok
jadi jika Anda serius ingin budidaya belut
disarankan mengggunakan kolam semen/tanah
(Permanen).
Penyiapan kolam dalam ternak belut
memanfaatkan drum bekas tidak sulit, berikut ini
langkah-langkanya :
Bersihkan tong / drum hingga bersih terutama
pada bagian dalamnya
Buat lubang memanjang pada drum
Letakan drum pada tanah yang datar dan juga
beri pengganjal pada kanan dan kiri agar drum
tidak terguling
Jangan lupa buat juga saluran pembuangan
dibawah tong
Yang terakhir buat juga peneduh dari sinar
matahari agar belut tidak kepanasan
Media Tumbuh Ternak Belut
Media tumbuh belut merupakan salah satu kunci
kesuksesan dalam budidaya belut. Dengan
komposisi yang pas pada media tunbuh ini yang
menentukan cepat atau lambat pertumbuhan belut
diluar faktor pakan. Untuk kolam dari tong bekas
menggunakan media berupa lumpur kering,
kompos, jerami padi pupuk TSP, dan
mikroorganisme stater. Berikut ini tips membuat
media tumbuh belut untuk kolam drum bekas
Dasar drum diberi lapisan jerami dengan
ketebalan 50 cm
Lalu siram jerami dengan mikroorganisma
stater. Komposisi 1 liter per drum
Selanjutnya diberi lapisan kompos setinggi 5
cm, bisa juga menggunakan pupuk kandang
atau tanah humus
Lapisan yang terakhir adalah lumpur kering
yang sudah dicampur dengan pupuk TSP 5kg.
Lapisan yang terakhir ini setinggi 25 cm.
Tinggal masukan air besih kedalam drum
setinggi 15 cm dan diamkan selama 2 minggu
sebelum dimasukan belut karena harus melalui
proses fermentasi dahulu.
Pemilihan Bibit Belut
Kolam drum beserta media tumbuh sudah siap
tinggal kita masukan bibit belut, tetapi sebaiknya
kita memilih bibit belut yang sehat, berikut ini
beberapa kriteria bibit yang baik dalam budidaya
belut
Pilih bibit belut yang memiliki ukuran yang
seragam, hal ini bertujuan agar ketika waktu
panen ukuran yang dihasilkan juga seragam
sehingga dan juga mencegah terjadinya risiko
kanibalisme atau saling memangsa
Gerakannya aktif dan lincah, tidak loyo.
Tidak cacat atau luka secara fisik.
Bebas dari penyakit.
Ukuran bibit belut kurang lebih panjang 10-12
cm
Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang cukup juga bisa mencegah
terjadinya kanibalisme di budidaya belut. Untuk
takaran disesuaikan dengan berat populasi belut.
Paling aman diberi pakan sebanyak 5-20% dari
bobot tubuh /hari
Pemberian pakan bisa pada sore karena belut
biasa mencari mangsa di sore dan malam
hari.Untuk pakan bisa diberi cacing, kecebong,
ikan kecil maupun keong mas dan bekicot yang
sudah dicacah kecil-kecil.
Panen Belut
Dalam satu drum bisa diberi bibit lele sebanyak 2
kg dan dengan ukuran bibit 10-12 cm bisa
dipanen setelah 3-4 bulan,
Untuk harga bibit belut rata-rata panjangnya
6-11cm dipasaran djual sekitar Rp.55.000/ kg (isi
75-110 ekor/kg) sedangkan harga jual belut
komsumsi 32.000/kg isi 3-5 ekor.
Demikian langkah-langkah dalam melakukan
budidaya atau ternak pembesaran belut dengan
memanfaatkan tong/drum plastik bekas. Semoga
bisa membantu Anda dalam mencari referensi
ternak belut / budaya belut .

Cara Pembibitan Pohon Pisang Teknik Belah Bonggol

Cara perbanyakan benih pisang konvensional
belahan bonggol (bit) – Kunci sukses dalam
melakukan budidaya tanaman buah pada
kususnya budidaya pisang adalah kualitas bibit /
benih yang digunakan. Dengan bibit yang sehat
dan berkualitas tentu saja akan menghasilkan buah
yang berkualitas dan menekan kematian tanaman.
Salah satu teknik yang paling mudah dan murah
dalam memperbanyak bibit pohon pisang adalah
dengan teknik belah bonggiol (Bit). Dengan teknik
ini pembibitan pohon pisang dapat menghasilkan
bibit yang banyak dan cepat dan sangat efektif
dibandingkan teknik lainya. Dari poses pembibitan
hingga bibit pohon pisang siap ditanam hanya
membuthkan waktu kurang lebih 3 bulan saja.
Untuk mendapatkan bibit pohon pisang dengan
teknik belah bonggiol (Bit) hal pertama adalah
pemilihan indukan yang sehat dan bebas dari
hama dan penyakit. Indukan pohon pisang yang
digunakan adalah pohon yang sudah dewa dan
sudah menghasilkan buah dan anakan.
Berikut ini langkah-langkah melakukan pembibitan
pohon pisang dengan teknik belah bonggiol (Bit).
Ambil bonggol pisang dari indukan yang sudah
dipilih dan sudah dipanen. Bersihkan bonggol
dari kotoran dan juga akar yang masih
menempel
Potong bonggol sesuai dengan mata tunas
dengan ukuran 12 x 12 x 10 cm.
Hasil potongan tadi rendam dalam dalam
campuran larutan fungisida dengan bahan aktif
Benomyl dan insektisida bahan aktif
monochrotophos dengan dosis 2gr/l, dan 2cc/
l, direndam 10-15 menit
Benih yang sudah direndam bisa langsung
ditanam pada polybag dengan media tanam
tanah humus, dan pasir dengan perbandingan
1 : 1
Letakan bibit yang sudah disemai tadi di tempat
yang teduh selama 1 bulan, setelah bibit
berumur lebih dari 1 bulan bisa dipindah
ketempat terbuka
Untuk perawatan bibit hanya perlu dilakukan
penyiraman untuk menjaga kelembapan
Bibit yang sudah berumur 3 bulan sudah bisa
ditanam di lahan.
Demikian cara mudah untuk melakukan
pembibitan pohon pisang, semoga bisa membantu
anda untuk melakukan pembibitan pohon pisang.
Salam budidaya..

Desain Kandang Sapi yang Baik

Desain / Bentuk kandang sapi yang baik –
Mau ternak sapi? Salah satu hal yang harus di ketahui agar sukses dalam ternak sapi adalah pembuatan kandang sapi yang baik yang benar sehingga sapi yang akan kita pelihara dapat tumbuh dengan
sehat. Kandang sapi yang baik adalah kandang yang kokoh, mampu melindungi sapi dari
ancaman baik dari hama pemangsa, hama
penggangu atau dari pencuri, selain itu kandang
sapi juga harus sehat dan bersih agar sapi tidak
gampang sakit dan pertumbuhannya dapat
maksimal.
Secara umum pembuatan kandang sapi dibedakan
menjadi 2 yaitu kandang individu (tunggal) dan
kandang sapi kelompok. Antara model kandang
individu dan kelompok memiliki kelebihan masing-
masing, untuk model individu memiliki kelebihan
sapi tidak bisa saling berkelahi karena tiap sapi ada
skat dan biasanya sapi diikat dengan tali.
Sedangkan kandang kelompok atau tipe koloni
memilki keunggulan sapi dapat bergerak bebas.
Syarat Kandang Sapi Yang
Baik
Dalam pembuatan kandang sapi harus
diperhitungkan secara matang, baik lokasi
kandang desain kandang, material kandang dll.
Untuk pembuatan kandang sapi yang baik dan
benar ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,
berikut ini syarat-syarat agar kandang sapi baik
dan benar.
Lokasi kandang harus memiliki air bersih yang
cukup baik untuk air minum sapi ataupun
untuk membersihkan kandang dan
memandikan ternak dan tersedianya pakan
untuk sehari-hari
Lokasi kandang jauh dari pemukiman
penduduk agar baik ternak maupun penduduk
tidak ada yang dirugikan seperti bau,
kesehatan dll
Lokasi kandang mudah diakses
Lahan yang akan digunakan sebagai kandang
lebih baik cari yang luas, agar jika ada rencana
perluasan kandang akan lebih mudah
Posisi kandang berada di dataran lebih tinggi
untuk mencegah terjadinya banjir atau
genangan air berlebih
Tersedia bahan dan peralatan pembuatan
kandang
Ada tempat penyaluran limbah atau kotoran
Membuat Kandang sapi tepat
guna
Ukuran Kandang Sapi – Untuk ukuran kandang
sapi, sapi jantan dewasa setidaknya membutuhkan
1,5×2 m atau 2,5×2 m sedangkan untuk sapi
betina dewasa 1,8×2 m dan untuk anakan sapi
1,5×1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m
dari tanah. Jika membuat kandang kelompok
tinggal menyesuaikan saja dengan jumlah ternak
yang akan dipelihara.
Model atap kandang sapi – Untuk bahan atap
kandang sapi bisa menggunakan seng, asbes,
genteng atau rumbia. Untuk kandang yang berada
di daerah cukup panas lebih dianjurkan tidak
menggunakan seng karena akan membuat
kandang lebih panas. Model bentuk atap ada
beberapa pilihan yaitu model atap monitor, model
atap semi monitor, model atap shade dan model
atap gable untuk lebih jelasnya bisa dilihat
digambar dibawah ini.
Model atap kandang sapi diatas bertujuan untuk
mengatur sirkulasi udara, penggunaan bisa anda
sesuaikan sendiri sesuai kebutuhan kandang sapi
anda, jika membutuhkan atap kandang yang
memiliki sirkulasi udara bisa menggunakan model
atap monitor atau semi monitor.
Dinding Kandang sapi – Untuk bagian dinding
hanya ditutup ½ atau 1/3 saja, model kandang
sapi memang sebaiknya model dinding terbuka
agar sirkulasi udara lancar. Untuk bahan dinding
bisa tembok beton / semen atau dengan kayu.
Bahkan banyak kandang sapi yang tidak
menggunakan dinding hanya menggunakan
semacam pagar saja.
Lantai kandang sapi – untuk lantai sebagaiknya
diperkeras baik seperti di cor dengan beton, yang
terpenting lantai tidak licin. Dengan lantai yang di
perkeras tentu saja akan mempermudah dalam
pembersihan kotoran sapi. Jika menggunakan
alas tanah lebih baik dilapisi dengan jerami agar
urin dan kotoran dapat terserap dan memudahkan
dalam pembersihan.
Lantai kandang dibuat miring dengan kemiringan
kurang dari 5 derajat dan terdapat selokan untuk
pembuangan urin dan kotoran sapi yang nantinya
akan disimpan di penampungan khusus.
Bak Pakan dan Minum – Untuk bak makanan
sebaknya menggunakan bak semen, sedangkan
untuk tempat minum sebaiknya menggunakan
wadah yang mudah dibersihkan. Untuk ukuran
bisa disesuaikan dengan ukuran kandang.
Sekian beberapa tips dalam pembuatan kandang
sapi baik kandang individu maupun kandang sapi
kelompok yang baik dan benar.

Cara Membuat Pestisida Organik dari Daun Pepaya

Cara membuat pestisida organik dari daun pepaya –
Cara ampuh untuk menanggulangi dan menangani tanaman yang terkena hama dan penyakit adalah
menggunakan pestisida kimia atau sintetis, tetapi ketergantungan akan bahan kimia ini tidak baik untuk
kesehatan dan lingkungan. Dengan mengguanakan pestisida sintetis/kimia secara berlebih juga dikhawatirkan akan merusak ekosistem di lingkungan tersebut.
Untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia sebenarnya ada alternative lain, yaitu menggunakan
pestisida organik yang lebih alam tanpa efek samping yang buruk tetapi tetap manjur mengatasi hama dan penyakit yang penyerang tanaman. Bahan-bahan
untuk membuat pestisida organik atau pestisida nabati mudah didapat dan murah, salah satu contoh yang bisa digunakan untuk membuat pestisida organik adalah daun pepaya.
Pestisida berbahan ekstrak daun pepaya ini dapat digunakan untuk mengendalikan hama ulat dan hewat pengisap seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga. Berikut ini bahan-
bahan dan cara membuat pestisida organik dari daun
pepaya.
Bahan Baku Pestisida Organik Daun Pepaya
daun pepaya secukupnya ( 5 - 10) helai
2 sendok makan minyak tanah
30 gram detergen
10 liter air
Cara Membuat Pestisida Organik Daun Pepaya
Langkah pertama adalah
daun pepaya kemudian potong kecil-kecil dan ditumbuk hingga halus.
Campur daun pepaya yang dihalus
tadi dengan air 10 liter, campur juga
dengan detergen dan minyak tanah.
Simpan larutan malam, setelah itu saring dan pestisida organik dari daun pepaya siap
digunakan.
Dosis : 14 Liter 1 tangkidicampur dengan 1 gelas 200ml
Demikian cara untuk membuat pestisida organik dari daun pepaya untuk mengatasi hama ulat dan hewat pengisap. Dengan bahan baku yang mudah ditemui dan terbuat dari bahan-bahan yang lebih aman
semoga dengan pestisida organik ini bisa menjadi alternative untuk mengurangi penggunaan pestisida
kimia.
Sumber :usahabudidaya.com