Penanaman dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 40 x 10 cm, satu biji per lubang sehingga populasi tanaman sekitar 250.000 tanaman.
Penanamanjugadapatdilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15 cm, satu biji per lubang.
Penanaman dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam 3-5 cm. Lubang tanam ditutup dengan tanah.
Pemupukan
Dosis
pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 kg Urea, 50 Kg SP 36
dan 50 Kg KCL, 125 gr pupuk bio (rhizonut), dan pupuk organik secukupnya
Waktu
Pemberian pupuk, terdiri atas pupuk dasar : semua pupuk bio (rhizonat)
saat tanam dan ½ bagian Urea, seluruh TSP dan KCL satu hari sebelum atau
saat tanam, pupuk susulan : 1/2 bagian urea pada saat umur tanaman
21-24 HST
Cara
Pemupukan: pupuk bio (rhizonat) dicampur dengan benih dan disemprot
dengan air sebelum ditanam, pupuk dasar disebar merata saat pengolahan
tanah akhir, pupuk susulan ditugal kiri kanan barisan tanaman sedalam
5-7 cm atau dengan sistem garit.
Pada
tanah yang yang bersifat masam atau pH tanahnya rendah , diberikan
dolomit sebanyak 300-500 kg/ha dengan cara ditaburkan merata pada saat
pengolahan tanah akhir.
Penyiangan dan pembumbunan
Penyiangan
gulma dilakukan 2 kali selama pertumbuhan tanaman. Penyiangan pertama
dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST sebelum tanaman berbunga atau
tergantung populasi gulma. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara
menggunakan kored atau pancong. Penyiangan kedua dilakukan pada 45 HST
setelah ginofor masuk ke dalam tanah. Penyiangan tidak boleh dilakukan
saat pembentukan polong karena dapat menyebabkan kegagalan pembentukan
polong
Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian
Hama dan penyakit dilakukan secara bijaksana yang diawali dengan
pemilihan benih varietas kacang tanah yang resisten atau toleran hama
penyakit pada daerah setempat.
Apabila
hama tetap menyerang dilakukan pencegahan secara mekanis dengan
memungut hama secara manual atau bila serangan di atas ambang ekonomi
dilakukan penyemprotan dengan pestisida.
Hama
utama pada kacang tanah antara lain sebagai berikut Wereng kacang tanah
(Empoasca fasialin), pengerek daun (Stmopteryx subsecivella), ulat
jengkal (Plusia Chalcites) dan ulat grayak (Prodenia litura ), ulat
penggulung daun (Lamprosema indicata), hama teresbut dapat dikendalikan
dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, monokrotofos, metamidofos,
diazinon, (seperti Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron dan Basudin).
Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25,35
dan 45 HST.
Penyakit
utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas solanacearum),
bercak daun (Cercospora sp.)penyakit karat (Puccinia arachidis).
Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman varietas tahan atau
menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol, karbendazim, dan
klorotalonil (seperti Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsane, MX200, dan
Daconil). Untuk pencegahan fungisida tersebut dapat diaplikasikan pada
umur 35-45 dan 60 HST.
Pengairan
Pengairan
diperlukan jika kacang tanah ditanam pada musim kemarau. Priode kritis
tanaman terhadap air adalah periode pertumbuhan awal (umur hingga 15
hari), umur 25 hari (awal berbunga), umur 50 hari (pembentukan dan
pengisian polong), dan umur 75 hari (pemasakan)
Pengairan dilakukan melalui selokanantar bedengan.
Panen dan Pasca Panen
Umur
panen tergantung varietas dan musim tanam. Rata- rata umur panen adalah
90-100 hari atau pada saat masak fisiologis dimana tanda-tandanya
adalah : kulit polong mengeras, berserat, bagian dalam berwarna coklat,
jika ditekan polong mudah pecah. Cara panen dilakukan secara manual
(dicabut), sebelum panen tanah perlu dibasahi dengan diari agar tidak
banyak polong yang tertinggal di dalam tanah.
Perontokan
polong dilakukan secara manual atau dipetik dengan tangan atau
menggunakan mesin pemipil polong (stripper), lalu polong disortir dan
sisihkan polong muda dan rusak.
Hasil
panen dapat langsung dijual ke pabrik pengolahan (tenggang waktunya
tidak boleh lebih 24 jam) atau terlebih dahulu dikeringkan
Pengeringan
dilakukan dengan dijemur pada lantai atau dengan alas tikar selama 5-6
haridengan matahari terik atau bila musim hujan dengan menggunakan
pengering. Pengeringan dilakukan sampai kadar air biji menjadi 10-12 %
yang ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit biji.
Pengupasan
atau pembijian dilakukan dengan cara sederhana (polong dikupas dengan
tangan) atau menggunakan mesin pengupas polong (peanut sheller).
Penyimpanan
kacang tanah dilakukan dalam gudang yang bersih, kering tidak lembab
dan sirkulasi udara baik menggunakan wadah karung goni atau kantong
plastik. Kacang tanah yang sudah dikemas ditumpuk dengan teratur di atas
kayu/rak kayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar